Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal KA Trans Borneo, Bos KAI: Kalau Baik bagi Indonesia, Kami Terbuka...

Kompas.com - 04/04/2024, 04:05 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo menyebut pihaknya belum ada pembicaraan mengenai proyek Kereta Api (KA) Trans Borneo.

Adapun KA Trans Borneo merupakan proyek kereta cepat yang diusulkan perusahaan asal Brunei, Brunergy Utama Sdn Bhd. Jalur kereta ini rencananya akan melalui Brunei, Malaysia, dan Indonesia, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Belum komunikasi," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Baca juga: Bocoran Proyek KA Trans Borneo yang Akan Menghubungkan 3 Negara

Kendati demikian, dia mengungkapkan, KAI terbuka jika perusahaan tersebut ingin bekerja sama untuk merealisasikan KA Trans Borneo.

"Kalau baik bagi Indonesia, ya kami terbuka," kata Didiek.

Namun dia tidak dapat memastikan proyek ini bakal menguntungkan Indonesia atau tidak. Pasalnya, sampai saat ini belum ada kajian mengenai proyek tersebut.

"Masih terlalu dini (untuk mengetahui menguntungkan atau tidak)," ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara terkait proyek kereta api cepat pertama di Kalimantan yakni KA Trans Borneo yang diumumkan perusahaan asal Brunei Darussalam, Brunergy Utama Sdn Bhd.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan, proyek tersebut baru berupa usulan.

Bahkan, perusahaan Brunei tersebut belum membuka pembicaraan dengan pemerintah Indonesia sampai saat ini.

"Belum ada omongan ke kita. Tahu-tahu dia ngeluarin saja ke Kalimantan. Trasenya belum tahu, belum ada omongan sedikit pun," ujarnya disela rapat kerja persiapan mudik lebaran 2024 bersama Komisi V DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Baca juga: Brunei Usulkan Proyek Kereta Cepat Hubungkan 3 Negara, Kemenhub: Belum Ada Omongan

Kendati demikian, Risal menyebut proyek KA Trans Borneo memungkinkan untuk direalisasikan asalkan ada investor yang bersedia membiayai pembangunannya.

Pasalnya, belum ada kajian mengenai proyek ini, baik dari sisi perkiraan permintaan (forecast demand), trase, hingga studi kelayakan (feasibility study/FS).

"Kalau mungkin sih mungkin aja ya, tinggal siapa yang membiayai. Ini belum ada apa-apa. Itu masih cek ombak saja, enggak perlu kita bahas. Yang ada baru kereta di IKN, kereta bandara ke IKN, KA angkutan barang di Kalimantan," ucapnya.

Dia mengungkapkan, perusahaan Brunei itu ingin membuat jalur kereta cepat ke Malaysia lalu tembus ke Indonesia. Sementara Indonesia memang ada rencana membangun jaringan kereta barang KA Trans Asia (Trans Asian Railway) yang juga akan melewati Brunei dan Malaysia.

"Apakah kereta cepatnya masuk ke sana? Belum tahu, karena belum ngobrol sama sekali," tuturnya.

Baca juga: Kemenhub Berencana Beli 3 Rangkaian Kereta Otonom dari China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com