Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Konflik Iran-Israel, Harga Minyak Bisa "Mendidih"

Kompas.com - 15/04/2024, 21:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut konflik yang memanas antara Iran dan Israel bisa membuat harga minyak mentah menyentuh 100 dollar AS per barrel.

Iran diketahui menyerang Israel dengan ratusan drone dan rudal pada akhir pekan kemarin. Serangan ini sebagai balasan dari penyerangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024.

"Dengan adanya konflik baru ini, Iran-Israel, ini (harga minyak) sebetulnya tidak jauh dari angka 100 dollar AS. Kemungkinan besar harga ICP (minyak mentah Indonesia) akan naik 100 dollar AS," ujar Tutuka dalam webinar Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Senin (15/4/2024).

Baca juga: Ini Dampak Serangan Iran ke Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Ia menuturkan, sejak Februari hingga April 2024 tren harga ICP sudah menunjukkan kenaikan sekitar 5 dollar AS per barrel setiap bulannya.

Maka dari itu, pemerintah akan terus memantau dampak konflik Iran dan Israel terhadap pasar minyak mentah. Ia bilang pemerintah menunggu respons dari Israel dan Amerika Serikat (AS) terkait serangan Iran.

Respons itu yang akan menentukan apakah tren kenaikan harga minyak mentah terus berkelanjutan, atau justru spike yakni kenaikan harga secara tajam untuk sementara waktu sebelum akhirnya turun kembali.

Baca juga: Iran Serang Israel, Harga Minyak Dunia Berpotensi Melonjak

"Jadi apakah itu akan berkelanjutan atau spike, saya rasa cenderung menunggu dulu apa reaksi Israel dan Amerika terhadap konflik itu, dan kemunginan juga cencerung akan spike dalam waktu yang tidak lama," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengakui, tren kenaikan harga minyak mentah tentu akan berdampak pula pada kondisi Indonesia. Apalagi saat ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tersebut melemah.

Menurut penghitungan pemerintah, nilai tukar memiliki kecenderungan naik sekitar Rp 50 per bulan dengan per 12 April 2024 berada di level Rp 15.911 per dollar AS.

"Walau (kurs) fluktuasi, secara umum agak naik, dan ICP dari Februari ke April itu naik terus kurang lebih 5 dollar AS per bulan. Jadi keduanya ini sangat tidak menguntungnkan untuk Indonesia," kata Tutuka.

Baca juga: Mata Uang Iran Anjlok Usai Serangan ke Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com