Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Bantah Minta BUMN Borong Dollar AS

Kompas.com - 19/04/2024, 20:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah meminta perusahaan pelat merah untuk memborong dollar AS di tengah pelemahan rupiah. Ia menegaskan hanya meminta BUMN untuk mengoptimalkan pembelian dollar AS.

Dia menuturkan, saat ini tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) sulit turun dipicu oleh kenaikan harga energi. Situasi perang di Timur Tengah saat ini pun membuat harga energi global akan sulit turun.

Akibatnya, bank sentral di seluruh dunia akan merespons dengan menunda kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan.

Baca juga: Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Kondisi itu membuat terjadinya aliran modal asing keluar (capital outflows) dari negara berkembang, kenaikan imbal hasil obligasi, kenaikan suku bunga pasar dana (funding market), serta akhirnya kenaikan kredit.

Kurs rupiah pun sudah berada di kisaran Rp 16.000-16.300 per dollar AS dalam beberapa hari kebelakang, dan diproyeksi bisa mencapai lebih dari Rp 16.500 jika tensi geopolitik tidak menurun.

Erick mengatakan, sejumlah BUMN pun akan terdampak gejolak global tersebut, terutama yang bahan bakunya impor dan memliki utang luar negeri dalam bentuk dollar AS.

Baca juga: Erick Thohir Sebut BUMN Ini yang Bisa Terdampak Konflik Iran-Israel

Maka dari itu, ia meminta BUMN seperti Pertamina, PLN, MIND ID, serta BUMN di sektor farmasi agar melakukan pembelian dollar AS dengan tepat guna, bijaksana, dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.

"Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dollar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, bukan memborong. Intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dollar saat ini," ujar Erick dalam keterangannya, Jumat (19/4/2024).

Dia menegaskan, hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam mengantisipasi dampak lanjutan dari gejolak geopolitik dan ekonomi global.

Baca juga: Konflik Iran-Israel, Erick Thohir Minta BUMN Lakukan Hal Ini

Di mana pemerintah telah memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor yang ingin ditempatkan di dalam negeri. Selain itu, pemerintah menginginkan impor konsumtif dapat ditahan dulu dalam situasi saat ini.

Utamanya untuk BUMN-BUMN yang memiliki eksposur impor dan memiliki hutang dalam denominasi dollar AS, Erick mengingatkan agar para direksi BUMN lebih awas dan tidak membeli dollar AS secara berlebihan ataupun menumpuknya.

"Untuk itu pengendalian belanja dan impor BUMN harus dengan prioritas dan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak," pungkasnya.

Baca juga: Pengamanan Aset BUMN, Erick Thohir Gandeng TNI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com