Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Kompas.com - 16/05/2024, 07:36 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (16/5/2024) waktu setempat. Data inflasi yang melandai disambut positif oleh pasar.

S&P 500 naik 1,17 persen di atas level 5.300 untuk pertama kalinya, dan berakhir pada 5,308.15. Nasdaq Komposit menguat 1,4 persen dan ditutup pada posisi 16.742,39. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 349,89 poin, atau 0,88 persen berakhir pada level 39.908,00.

Data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan mendorong pergerakan indeks di Wall Street pada Rabu.

Indeks harga konsumen naik 0,3 persen untuk bulan April, lebih rendah dari perkiraan Dow Jones yang memperkirakan kenaikan bulanan sebesar 0,4 persen.

Baca juga: Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Indeks tersebut meningkat 3,4 persen yoy, atau sesuai dengan ekspektasi. Sementara itu, penjualan ritel tetap datar di bulan April. Para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 0,4 persen.

Kedua laporan tersebut meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve dalam waktu dekat.

Menurut CME FedWatch Tool, The Fed menunjukkan kemungkinan 75,3 persen bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan September.

Angka ini naik dari peluang penurunan suku bunga pada hari Selasa sebesar 65,1 persen di bulan yang sama.

“Pasar benar-benar menginginkan laporan-laporan ini lunak, dan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan,” kata ahli strategi investasi senior di Macro Institute Brian Nick dikutip dari CNBC.

“Perusahaan seperti Nvidia dan banyak perusahaan dengan pertumbuhan lebih tinggi akan mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga,” tambah dia.

Baca juga: Dibayangi Data Inflasi AS, Wall Street Ditutup Hijau


Saham Nvidia naik setelah pembacaan inflasi sebesar 3,6 persen. Raksasa teknologi Apple dan Microsoft juga bertambah lebih dari 1 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun dan 2 tahun merosot menyusul laporan ekonomi tersebut.

Nilai tukar pada surat utang 10 tahun turun sekitar 10 basis poin menjadi 4,344 persen. Sementara Treasury AS tenor 2 tahun berada di level 4,726 persen setelah turun sekitar 9 basis poin.

Saham-saham melemah tahun ini, karena ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan antusiasme terhadap kecerdasan buatan.

Hal tersebut juga didukung potensi peningkatkan pertumbuhan keuntungan bagi investor. S&P 500 naik lebih dari 11 persen tahun ini. Namun sebelumnya, indeks pasar secara luas itu sempat tertekan karena kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi menekan ekuitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-Bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-Bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com