JAKARTA, KOMPAS.com - Aliran modal asing atau capital inflow kembali terjadi pada pekan ini. Investor asing terpantau terus memburu surat berharga negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) setelah Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuannya.
BI mencatat, pada pekan ini (13 sampai 16 Mei 2024), nilai capital inflow yang masuk ke pasar keuangan RI mencapai Rp 22,06 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding pekan lalu yang mencapai Rp 4,04 triliun.
"Berdasarkan data transaksi 13 sampai 16 Mei 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp 22,06 triliun," ujar Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya, Jumat (17/5/2024).
Baca juga: Aliran Modal Asing Masuk Rp 3,06 Triliun ke Indonesia Selama Sepekan
Berdasarkan data BI, investor paling banyak memburu SRBI pada pekan ini. Nilai capital inflow ke instrumen SRBI mencapai Rp 19,17 triliun.
Kemudian, nilai aliran modal asing yang masuk ke instrumen SBN mencapai Rp 5,30 triliun.
Sementara itu, di pasar saham kembali terjadi aliran modal asing keluar atau capital outflow. Nilai capital outflow di instrumen pasar saham mencapai Rp 2,40 triliun.
Dengan perkembangan tersebut, data setlemen hinggga 16 Mei mecatat, terdapat aliran modal asing masuk sebesar Rp 53,18 triliun ke instrumen SRBI dan Rp 2,05 triliun ke pasar saham sejak awal tahun.
Baca juga: Aliran Modal Asing Akhirnya Kembali Masuk ke Indonesia
Adapun pasar SBN masih mencatatkan capital outflow sebesar Rp 42,27 triliun.
Seiring dengan aliran modal asing yang terus masuk, nilai tukar rupiah terpantau bergerak cenderung menguat, bahkan sudah meninggalkan level Rp 16.000 per dollar AS. Berdasarkan data JISDOR, kurs rupiah setara Rp 15.978 per dollar AS pada 17 Mei 2024.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan RI tidak terlepas dari langkah bank sentral untuk mengerek suku bunga acuan pada April lalu. Menurutnya, langkah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen merupakan langkah yang tepat.