Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Ritel Sebut Tapera Bisa Turunkan Daya Beli Masyarakat

Kompas.com - 04/06/2024, 10:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai kewajiban iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bagi para pekerja dapat menurunkan daya beli masyarakat.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, Tapera saat ini berbeda dengan Tapera sebelumnya yang hanya diberlakukan bagi ASN, TNI, dan Polri.

Kali ini iuran Tapera berlaku bagi seluruh pekerja formal maupun informal sehingga akan berpengaruh pada daya beli masyarakat luas. Adapun iurannya sebesar 3 persen.

Baca juga: Menunda Tapera untuk Pekerja

"Kalau ditanya bagaimana korelasinya dengan daya beli? Sangat berkorelasi. Karena perhitungannya adalah berapapun yang namanya dipotong itu pasti mengurangi belanja, mengurangi belanja berarti konsumsi turun," ujarnya saat ditemui di Kantor APRINDO, Jakarta, Senin (3/6/2024).

Dia melanjutkan, penurunan daya beli atau konsumsi tersebut akan berpengaruh pada penurunan pertumbuhan ekonomi nasional karena penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia ialah konsumsi rumah tangga.

Oleh karenanya, pihaknya meminta pemerintah untuk mengkaji lebih lanjut keputusan kewajiban iuran Tapera ini.

"Jadi Tapera itu sebenarnya menurut kami perlu dikaji dan tidak pada momentum saat ini pada saat kondisi geopolitik," ucapnya.

Sebab, geopolitik glbal membuat harga minyak dunia bergerak naik. Saat ini saja sudah terjadi kenaikan harga minyak dunia sebesar 2 dollar AS menjadi 85 dollar AS per barrel. Jika kenaikan harga minyak dunia terus terjadi, maka akan berkorelasi dengan harga minyak dalam negeri.

Selain itu, masyarakat juga masih dibebani dengan fluktuasi harga bahan pokok yang masih bergerak naik akibat defisit rantai pasok.

"Beban-beban yang terjadi itu semuanya mengurangi daya beli," kata Roy.

Dia juga mengingatkan, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sebesar 6,25 persen masih cukup tinggi dan masih belum ada tanda-tanda penurunan.

Artinya, bunga kredit perbankan baik berupa kredit kendaraan bermotor (KKB) maupun kredit pemilikan rumah (KPR) yang ditanggung masyarakat juga masih akan tinggi ke depannya.

"Karena BI ratenya naik, jadi bank juga akan menaikkan suku bunga kreditnya dan itu akan mengeluarkan tambahan biaya dan mengurangi daya beli dari konsumen," tuturnya.

Baca juga: Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com