JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan makanan dan minuman Danone Indonesia turut aktif dalam upaya pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) di mana ada kegiatan operasional perseroan. Salah satunya adalah DAS Ayung, Bali.
Sungai Ayung merupakan sungai terbesar di Bali dengan luas 109,30 km persegi, sedangkan anak-anak sungainya memiliki panjang 300,84 km persegi.
DAS ini mengalir melewati enam kabupaten dan kota di Bali yaitu Kabupaten Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan, Buleleng, dan Kota Denpasar.
Baca juga: Danone Bantu Bangun Fasilitas Publik Terdampak Gempa di Bawean
Sejak Juli 2013, Danone Indonesia bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan lokal yang terdiri dari pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat setempat (LSM Janma), perguruan tinggi, kelompok petani, relawan serta tokoh masyarakat untuk melestarikan DAS Ayung.
Forum multi sektor ini kemudian menjadi penggerak yang melakukan serangkaian program pengelolaan sumber daya air yang komprehensif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir di DAS Ayung.
Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development
Danone Indonesia, mengatakan, perseroan menyadari bahwa mendorong upaya keberlanjutan merupakan langkah penting untuk memberikan dampak nyata bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat.
"Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang tertuang dalam pilar kedua Danone Impact Journey,
melestarikan alam," kata Karyanto dalam siaran pers, Sabtu (15/6/2024).
Baca juga: Danone Indonesia Dukung Pengelolaan Air Berkelanjutan
Di kawasan hulu misalnya, Forum DAS Ayung melakukan program pendampingan masyarakat berbasis kearifan lokal untuk memaksimalkan konservasi sumber daya air di Glagalinggah, Kintamani.
Untuk mengendalikan aliran air hujan dan meningkatkan penyerapan air kembali ke tanah, Forum DAS Ayung telah membangun lebih dari 2,600 rorak (saluran/parit buntu), melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan 4.000 pohon.