JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mulai menerapkan tarif normal pada LRT Jabodebek per 1 Juni 2024, di mana tarif 1 kilometer pertama sebesar Rp 5.000 dan km selanjutnya Rp 700 per km.
Namun demikian, jika dilihat lebih lanjut, tarif normal ini masih belum sepenuhnya normal sesuai dengan yang diatur pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 Tahun 2023 lantaran masih diberlakukan tarif maksimal Rp 20.000 dan Rp 10.000.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono mengungkapkan, KAI menilai operasional LRT Jabodebek saat ini masih belum sebanding untuk diterapkan tarif normal.
Baca juga: Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024
Sementara per Juni 2024, LRT Jabodebek melayani 336 perjalanan per hari saat hari kerja dan 260 perjalanan per hari saat akhir pekan dengan headway sekitar 5,5 sampai 11 menit.
"Dengan dinamika LRT Jabodebek yang seperti itu, banyak sekali ada kendalanya, banyak sekali ada rintangannya untuk mengoperasikan itu. Kami rasa ketika menerapkan (tarif) sesuai dengan FS itu belum worth it lah, belum sebanding," ujarnya saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Selain itu, tarif maksimal sebesar Rp 20.000 dan RP 10.000 telah dianalisa dan diperhitungkan secara matang sebelum KAI mengusulkan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan diterapkan saat ini.
Baca juga: Mulai Juni 2024, LRT Jabodebek Operasikan 336 Perjalanan Setiap Hari
Ketentuan tarif maksimal itu, kata Mahendro, tidak akan terlalu memberatkan penumpang karena sesuai dengan kemampuan dan keinginan membayar masyarakat.
Di mana didapati rata-rata penumpang menggunakan layanan LRT Jabodebek dengan tarif Rp 15.000 atau untuk jarak menengah.