Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Inflasi, Pemerintah Sudah Kucurkan Rp 52,56 Triliun

Kompas.com - 14/06/2024, 16:13 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp 52,56 triliun untuk mengendalikan dampak inflasi hingga Mei 2024.

Anggaran itu dikucurkan lewat belanja pemerintah pusat dan belanja pemerintah daerah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, realisasi belanja kementerian dan lembaga (K/L) untuk pengendalian dampak inflasi telah mencapai Rp 39 triliun. Nilai ini setara 29 persen dari pagu yang disiapkan, yakni Rp 124,16 triliun.

Baca juga: Gubernur BI: Inflasi Indonesia Termasuk Terendah di Dunia

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Workshop Proses Aksesi Indonesia dalam OECD di The St. Regis, Jakarta, Rabu (29/5/2024).KOMPAS.com/Haryanti Puspa Sari Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Workshop Proses Aksesi Indonesia dalam OECD di The St. Regis, Jakarta, Rabu (29/5/2024).

Sementara itu, lewat belanja pemerintah daerah, nilainya telah mencapai Rp 13,56 triliun. Nilai ini sebenarnya baru setara sekitar 14,6 persen dari pagu yang disiapkan Rp 92,87 triliun.

"Dari sisi fiskal pusat, dukungan kementerian dan anggaran dan lembaga terus didorong," kata dia, dalam dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2024, Jumat (14/6/2024).

Airlangga menjelaskan, pengendalian inflasi dilakukan lewat kesinambungan pasokan domestik. Dengan ketersediaan pasokan di pasar, pemerintah menjaga laju inflasi di level pasokan.

"Kesinambungan pasokan domestik kunci utama menjaga stabilitas pangan di seluruh daerah," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah dan DPR Sepakati Target Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Tahun Pertama Prabowo-Gibran

Melalui upaya tersebut, pemerintah disebut dapat menjaga laju inflasi. Tercatat laju inflasi kian melandai, di mana pada Mei 2024 lalu mencapai 2,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Airlangga bilang, laju inflasi itu lebih rendah dibanding negara-negara dengan perekonomian besar yang masuk dalam G20.

Misal saja, Rusia dengan inflasi 7,84 persen, India inflasi 4,75 persen, Australia inflasi 3,6 persen, serta Amerika Serikat (AS) dengan inflasi 3,3 persen.

"Jadi Indonesia relatif lebih baik daripada negara negara tersebut," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasca-Jokowi, Indonesia di Ambang 'Triple' Defisit

Pasca-Jokowi, Indonesia di Ambang "Triple" Defisit

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 27 Juni 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Kamis 27 Juni 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Mutuagung Lestari Bukukan Pertumbuhan Laba 34,66 Persen Pada Kuartal I-2024

Mutuagung Lestari Bukukan Pertumbuhan Laba 34,66 Persen Pada Kuartal I-2024

Whats New
Emiten Kebab Baba Rafi (RAFI) Tebar Dividen Rp 1 Miliar untuk Pemegang Saham

Emiten Kebab Baba Rafi (RAFI) Tebar Dividen Rp 1 Miliar untuk Pemegang Saham

Whats New
Daftar Alat Bantu Kesehatan yang Dijamin BPJS, Apa Saja?

Daftar Alat Bantu Kesehatan yang Dijamin BPJS, Apa Saja?

Whats New
PPATK Temukan Indikasi Transaksi Judi 'Online' lewat Pinjol, Bos OJK Buka Suara

PPATK Temukan Indikasi Transaksi Judi "Online" lewat Pinjol, Bos OJK Buka Suara

Whats New
Hasil Riset: 68 Persen Masyarakat Pertama Kali Akses Kredit Lewat 'Paylater'

Hasil Riset: 68 Persen Masyarakat Pertama Kali Akses Kredit Lewat "Paylater"

Whats New
Sorotan Bank Dunia Terhadap Program Makan Siang Gratis

Sorotan Bank Dunia Terhadap Program Makan Siang Gratis

Whats New
Ditopang Bea Masuk, Penerimaan Bea dan Cukai Batam Tembus Rp 176 Miliar Per Mei 2024

Ditopang Bea Masuk, Penerimaan Bea dan Cukai Batam Tembus Rp 176 Miliar Per Mei 2024

Whats New
BEI Bukukan Laba Bersih Rp 578,67 Miliar pada 2023

BEI Bukukan Laba Bersih Rp 578,67 Miliar pada 2023

Whats New
Wall Street Ditutup Menguat Berkah Kenaikan Harga Saham Teknologi

Wall Street Ditutup Menguat Berkah Kenaikan Harga Saham Teknologi

Whats New
IFG Life Resmi Akuisisi 80 Persen Saham Mandiri Inhealth

IFG Life Resmi Akuisisi 80 Persen Saham Mandiri Inhealth

Whats New
Ditopang Bea Masuk, Penerimaan Bea dan Cukai Batam Tembus Rp 176 Miliar Per Mei 2024

Ditopang Bea Masuk, Penerimaan Bea dan Cukai Batam Tembus Rp 176 Miliar Per Mei 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah RI | Kimia Farma Tutup 5 Pabrik

[POPULER MONEY] Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah RI | Kimia Farma Tutup 5 Pabrik

Whats New
Potensinya Besar, Bappebti Ajak Industri Jaga Citra Positif Kripto

Potensinya Besar, Bappebti Ajak Industri Jaga Citra Positif Kripto

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com