Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BlueScope Keluhkan Negara Pengekspor Baja Lapis Lakukan Pratik Dumping

Presiden Direktur, NS BlueScope Indonesia, Simon Linge menerangkan, saat ini negara pengekspor baja lapis memberikan harga di bawah harga di negaranya sendiri atau lebih dikenal praktik dumping.

Sehingga, hal tersebut dinilai perusahaan baja lapis lokal persaingan tidak sehat.

"Bukannya kami takut berkompetisi, tetapi kami menyayangkan kalau mereka enggak fair trade. Harusnya ada perdagangan yang adil" kata Simon di pabrik baja lapis BlueScope, Cilegon, Selasa (30/1/2018).

Adapun negara pengekspor baja lapis adalah dari Vietnam dan China.

Menurut dia, dua negara tersebut mengirim baja lapisnya bukan karena Indonesia kekurangan pasokan. Akan tetapi, produk di dua negara tersebut melebihi kebutuhan yang ada.

Berdasarkan data dari SEAISI, kebutuhan baja lapis China hanya 47,8 juta ton, tetapi produksinya mencapai 90,2 juta ton. Sementara, pada Vietnam kebutuhannya hanya 1,52 juta ton, tetapi produksinya bisa mencapai 3,49 juta ton.

"Jadinya mereka jual lebih murah. karena serapannya dalam negeri enggak banyak," kata dia.

Meski demikian, baja lapis perusahaan bisa tetap bersaing dengan baja lapis impor. Karena, baja lapis perusahaan memberikan baja lapis berkualitas yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Kami tidak takut dengan kompetisi. Kami senang berkompetisi. Karena kami memberikan baja lapis dengan standarisasi SNI," pungkas dia.

Seperti diketahui, baja lapis merupakan salah satu bahan baku untuk membuat baja ringan dan atap rumah.

https://money.kompas.com/read/2018/01/30/194749826/bluescope-keluhkan-negara-pengekspor-baja-lapis-lakukan-pratik-dumping

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke