Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Peluang Mendulang Uang dari Bisnis Jastip

Dengan adanya bisnis ini, para pengguna layanannya tak perlu repot-repot ke luar rumah atau bahkan ke luar negeri untuk berberlanja. Mereka cukup membuka media sosialnya dan memesan barang yang ingin dibelinya melalui penyedia layanan jastip.

Rupanya, bisnis ini cukup menggiurkan untuk menambah pundi-pundi uang. Dian Fath misalnya.

Wanita yang juga bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta ini membuka bisnis jastip untuk menambah pendapatannya. Dia sudah memulai bisnis ini dari 2018 lalu.

“Saya membuka jastip pernak-pernik kebutuhan rumah. Lebih spesifiknya sih barang-barang dari Toko IKEA,” ujar Dian kepada Kompas.com, Rabu (6/3/2019).

Dian mengaku pada awalnya tak sengaja menggeluti bisnis ini. Ide bisnis ini tercetus dari hobinya yang senang berbelanja barang kebutuhan rumah tangga.

“Awalnya karena sering belanja kebutuhan rumah di IKEA. Terus banyak teman dan keluarga yang nanyain barang-barang di sana. Soalnya kebanyakan mereka malas ke sana karena jauh dari rumahnya, nah dari situ lah kepikiran buat buka bisnis jastip,” kata Dian.

Dian mengaku mendapatkan keuntungan yang menggiurkan dari bisnis ini. Sebab, dia hanya bermodal dengkul saja untuk menggeluti bisnis ini.

Sebab, jarak rumahnya dengan IKEA di Tangerang Selatan cukup dekat.

“Lumayan amat sangat menggiurkan (keuntungannya), karena modalnya cuma jasa jalan aja. Apa lagi kalau yang nitipnya banyak, jadi keuntungannya ada disetiap barang yang dititip,” kata Dian.

“Misalnya adanya yang nitip lampu tidur yang harganya Rp 150.000, gue biasanya kasih tarif Rp 15-20 ribu, kalau sekali jalan ada 5 orang yang nitip, bisa dapat keuntungan Rp 100.000,” tambahnya.

Dian selama ini,hanya memasarkan jasanya melalui akun Instagram dan Whatsapp Story. Dalam sebulan, dia bisa lima kali melayani layanan jastip.

Selama ini, menurut Dian, dia tak mengalami kesulitan yang berarti dalam menekuni bisnis jastip.

“Kesulitannya kadang suka enggak tahan juga pengen belanja barang kalau pas lagi beliin barang titipan orang,” ujar dia.

Dian menuturkan, keuntungan berbisnis jastip ini belum pernah dia pergunakan. Sebab, keuntungan itu akan dia gunakan untuk liburan bersama keluarganya.

“Sekarang sih keuntungannya sudah bisa untuk jalan-jalan ke luar kota sama keluarga, tapi kami rencananya uang keuntungan itu mau buat vakansi ke Singapura,” ucap Dian.

Senada dengan Dian, Eka Chanda Septarini mengaku tak sengaja berbisnis jastip. Wanita yang bekerja di salah satu media massa nasional ini mengawali bisnisnya saat berpelesiran ke Korea Selatan.

Saat itu, banyak teman dan keluarganya yang ingin membeli barang-barang asal Negeri Ginseng itu. Melihat peluang bisnis itu, akhirnya Eka mempromosikan layanan jastip di media sosialnya.

Tak menyangka, ternyata banyak yang minat membeli pernak-pernik asal Korsel.

“Awalnya enggak mau buka jastip, tapi teman-teman tahu kalau aku mau ke Korea, mereka akhirny nitip beli barang. Yasudah akhirnya aku buka jasti barang-barang yang bisa aku beli di tempat-tempat yang aku mau datengin,” kata Eka.

Eka menambahkan, bagi para pelanggan yang ingin menggunakan jasanya, dia meminta untuk mentransferkan uangnya terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari pengguna jasa yang hit and run.

Jika ditotal, selama di Korsel dia berbelanja barang titipan dari pelanggannya mencapai Rp 8 juta. Dia mengaku bisa mengantongi uang jutaan rupiah dari bisnis ini sekali jalan ke luar negeri.

“Aku ambil untung Rp 25.000 sampai 25 persen dari harga barangnya. Tergantung harga dan ukurannya,” ujar Eka.

Eka mengaku belum mau menjalani bisnis ini sebagai sumber utama penghasilannya. Sebab, saat ini dia masih tertarik menggeluti sebagai pekerja di media massa.

“Sejauh ini side job dulu aja ya, pas aku mau pergi kalau memungkinkan buat buka jastip, ya aku buka,” tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2019/03/06/161152426/mengintip-peluang-mendulang-uang-dari-bisnis-jastip

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke