Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Narman, Pemuda Baduy yang Sukses Pasarkan Kerajinan Via Internet

Salah satu adat yang dijaga adalah pelarangan penggunaan teknologi modern di kehidupan sehari-hari mereka.

Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Narman (27). Pria warga Baduy Luar yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten ini mencoba memasarkan produk kerajinan tangannya melalui internet.

Sejak 2016 lalu, Narman mulai menggunakan akun Instagram bernama Baduy Craft untuk memasarkan hasil kerajinan tangannya. Dia menjual produk kerajinan tangan seperti gelang, kain tenun, tas dan kalung.

Tak hanya itu, anak kedua dari empat bersaudara ini juga turut menampung dan menjualkan hasil kerajinan tangan dari warga Baduy lainnya. Saat ini, Narman menggandeng 25 perajin Baduy sebagai mitranya.

Mulanya, Narman tertarik menggeluti bisnis ini setelah melihat sebuah pameran Baduy Festival yang diselenggarakan pemerintah daerah.

“Saya lihat di sana (Baduy) kan ada (kerajinan) tenun, tas dan berbagai macam lainnya. Saya rasa itu bisa dikembangkan. Jadi dari 2016 saya membuat Baduy Craft. Itu bisnis yang saya kelola sendiri, di sana ada teman-teman yang membantu, ada tim produksinya yang kebetulan warga asli sana sebagai perajin lokal,” ujar Narman di Jakarta, Senin (11/3/2019).

Dia mengaku belajar internet secara otodidak. Narman harus berjalan kaki sepanjang dua kilometer ke Desa Ciboleger untuk bisa belajar internet dan komputer. Hal ini karena tradisi di Baduy tidak membolehkan warganya menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-harinya.

“Di sana saya belajar baca tulis dan sebagainya. Jadi mulai dari situ saya mulai tumbuh minat belajar. Kenapa enggak dari pedalaman yang memang adatnya seperti itu bisa maju. Saya ingin bisa maju seperti teman-teman yang lain,” kata Narman.

Sempat alami penolakan

Namun, usaha yang ditekuni Narman itu sempat mengalami penolakan dari ketua adat Baduy Luar. Sebab, penggunaan internet untuk berjualan bisa merusak adat istiadat yang selama ini berlaku di Baduy.

“Kepala adat bilang kalau saya mau melanjutkan kegiatan ini, saya enggak boleh jadi orang Baduy, karena kegiatan saya katanya bukan kegiatan orang Baduy. Itu teguran keras bagi saya,” ucap dia.

Meski mendapat penolakan, pria yang tak sempat mengecap bangku sekolah ini tak patah arang. Dia mencoba menjelaskan ke kepala adat Baduy bahwa usaha yang dia lakukan bukan untuk menghancurkan tradisi nenek moyang.

Dia hanya ingin memperkenalkan produk kerajinan Baduy ke masyarakat luas. Selain itu, dia juga ingin membantu menggerakan perekonomian warga Baduy.

“Say bukan mau mengubah Baduy secara signifikan dari tenang, damai ke dunia yang hingar bingar. Saya hanya membantu agar masyarakat bisa bertahan menjaga adat dan tradisi, kuncinya menurut saya masyarakat harus punya penghidupan dan harus punya sumber penghasilan. Saya hanya membantu itu,” kata Narman.

Akhirnya, penjelasan dari Narman itu bisa dimengerti oleh ketua adat Baduy Luar. Namun, hingga kini Narman belum berani menyampaikan cara berdagangnya ini ke ketua adat Baduy dalam.

Perjalanan bisnis Narman tak semudah yang dibayangkan. Untuk memasarkan produk kerajinan masyrakat Baduy Narman harus rela berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk sekedar membalas chat dari para pelanggannya.

Sebab, di rumah Narman tak terdapat akses listrik dan internet. Selain itu, Narman harus berjalan sekitar 12 kilometer untuk mengirimkan barang pesanan pelanggannya melalui agen pengiriman logistik terdekat.

“Tapi itu bukan tantangan buat saya, tantangan buat saya ada di diri saya, bagaimana saya bisa memanajemen usaha, membantu teman-teman untuk lebih giat lagi dalam produksi, inovasi,” ujar Narman.

https://money.kompas.com/read/2019/03/12/060700126/kisah-narman-pemuda-baduy-yang-sukses-pasarkan-kerajinan-via-internet

Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke