Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diskriminasi Uni Eropa, Pengusaha Berharap Dukungan Pemerintah

Karena itu, pengusaha dalam negeri berharap dukungan pemerintah untuk memperjuangkan nasib sawit di internasional.

Presiden Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa, mengatakan, pemerintah Indonesia harus berpihak pada industri sawit di tengah persoalan yang ada. Ia tidak mempermasalahkan siapapun presiden terpilih nanti.

"Yang sekarang (Jokowi-Jusuf Kalla) kan, kita merasa tiga tahun belakangan ini luar biasa support-nya, karena saya 2007 sudah di Astra Agro. Enggak ada menteri luar negeri atau menko untuk kelapa sawit, di depan menentang diskriminasi dan memperjuangkan petani kelapa sawit," kata Santosa di Gedung Menara Astra, Jakarta, Senin (15/4/2019).

Menurut Santosa, masif dan kuatnya dukungan pemerintah melalui kementerian terkait soal sawit harus dipertahankan. Bahkan jika bisa terus ditingkatkan.

Jika terpilih, baik Joko Widodo atau Prabowo untuk memimpin Indonesia selama limat tahun ke depan kebijakannya harus mendukung sawit nasional.

"Kalau pemerintan yang sekarang tetap memimpin, mestinya tidak akan menurun (perhatiannya). Dan yang baru kita berharap kalau ada pergantian, semoga komitmennya tetap sama atau malah lebih baik,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, selain pemerintah, pelaku usaha nasional juga harus serius menyelesaikan masalah lingkungan yang terdampak dari produksi kelapa sawit. Karena, masalah lingkungan erat kaitannya dengan perusahaan sawit dan selalu mendapat sorotan pegiat lingkungan.

Salah satu poinya ialah wajib menjalankan roda bisnis ini sesuai dengan sertifikat dan standar yang diatur dalam ISPO.

Sementara itu, hal senada juga disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono.

Joko berharap presiden terpilih nanti harus mendukung industri sawit lewat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Karena sawit dinilai menyangkut banyak jiwa masyarakat Indonesia.

"Siapapun pemimpinnya, harus mampu melihat realitas. Sehingga semua pemerintah pasti memperjuangkan ini demi kepentingan nasional,” kata Joko terpisah.

Menurut dia mengungkapkan, selain memperhatikan nasib jutaan petani sawit, kepapa negara terpilih nanti juga harus memperjuangkan komoditi ini di tingkat dunia.

Pasalnya, saat ini sawit Indonesia tengah alami diskriminasi oleh Uni Eropa yang bisa mengancam usaha dan kehidupan petani di dalam negeri.

https://money.kompas.com/read/2019/04/15/203326126/diskriminasi-uni-eropa-pengusaha-berharap-dukungan-pemerintah

Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke