Di Kuartal I 2019, Laba Maybank Turun 10,4 Persen

Presiden Komisaris  Maybank Indonesia dan Group President dan CEO Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, hal ini disebabkan adanya peningkatan pada provisi kerugian kredit sehubungan langkah konservatif bank dalam menyisihkan provisi untuk kredit-kredit usaha yang terkena dampak ekonomi yang penuh tantangan.

"Meskipun iklim eksternal tetap penuh dengan tantangan, kami yakin kami mampu mengelola risiko dan memastikan pertumbuhan yang kuat pada bisnis kami pada kuartal-kuartal mendatang," ujar Abdul Farid dalam keterangan tertulis, Senin (29/4/2019).

Meski begitu, pendapatan operasional sebelum provisi naik 6,2 persen menjadi Rp 966,5 miliar. Pertumbuhannya terutama didukung peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 7,7 persen menjadi Rp 2 triliun pada Maret 2019.

"Implementasi pricing yang disiplin disertai dengan efisiensi operasional yang meningkat memungkinkan Bank menahan tekanan pada marjin bunga sehingga marjin bunga bersih pada kuartal pertama tetap pada 4,8 persen," lanjut dia.

Sementara itu, penyaluran kredit di kuartal I 2019 meningkat 10,9 persen menjadi Rp 135,8 triliun. Capaian ini ditopang Kredit Community Financial Services (CFS) Non-Ritel, yang terdiri dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) dan Business Banking tumbuh 8,5 persen menjadi Rp 56,5 triliun serta kredit CFS Ritel meningkat 1,6 persen menjadi Rp 43,5 triliun.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, meski awal 2019 cukup banyak tantangan, indikasi pertumbuhan mulai terlihat dari perkembangan topline mereka.

Demi meraih kembali pertumbuhan, kata Taswin, Maybank Indonesia terus menjalankan strategi portofolio yang prudent dan kebijakan manajemen risiko yang kuat untuk mempertahankan kualitas aset. 

"Kami akan terus meraih peluang pertumbuhan lebih lanjut dan tetap optimis untuk kuartal-kuartal selanjutnya karena kami telah fokus pada pengkinianplatform digital banking tahun ini untuk meningkatkan customer origination," kata Taswin.