Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengamat Asuransi Apresiasi Program AUTP Kementan

KOMPAS.com - Pengamat asuransi pertanian Irvan Rahardjo mengapresiasi program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) yang digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) kepada petani.

Terlebih, Kementan mempunyai target jelas soal berapa banyak luas lahan sawah yang perlu dilindungi AUTP. 

Asal tahu saja, saat ini luas sawah yang telah masuk dalam AUTP jumlahnya cukup signifikan.

Irvan mengatakan, saat ini luas sawah yang telah masuk dalam AUTP mulai 2015 hingga triwulan pertama 2019 mencapai sekitar 2.549.903 hektar (ha).

“Meskipun masih jauh dari target 14 juta ha sawah, tapi dalam empat tahun mampu menembus mendekati 1 juta ha lahan sawah. Ini tidak bisa dianggap sepele,” ujar Irvan melalui rilis yang Kompas.com terima, Jumat (3/4/2019).

Irvan menambahkan, dengan AUTP kini petani tak perlu khawatir lagi jika sawahnya gagal panen karena banjir, kekeringan, dan hama.

Melalui AUTP, para petani juga dapat merasakan pemberdayaan dan pembinaan yang menjadi tujuan kerja Kementan.

“Meskipun tidak memperoleh penggantian kerugian seluruhnya, tapi asuransinya membantu petani bila gagal panen. Ada subsidi premi 80 persen dari pemerintah,” ucap Irvan.

Subsidi pupuk

Irvan mengimbau, ke depannya mengenai AUTP perlu peningkatan koordinasi yang lebih efektif lagi dengan kelompok usaha tani. Misalnya, dapat dikaitkan dengan skema subsidi pupuk pertanian. 

"Di situ disusun bahwa para petani yang ikut dalam program AUTP juga memperoleh subsidi pupuk," katanya.

Data Kementan menyebutkan, target AUTP 2015 yang telah ditetapkan adalah sebesar 1 juta ha.

Saat ini, yang telah berhasil terealisasi sebanyak 233.499,55 ha (23,35 persen) dan klaim asuransi 3.858 ha (1,65 persen).

Sementara itu, target pada 2016 hanya 500.000 ha lantaran ada kebijakan pemotongan anggaran.

Pada tahun itu, target yang telah terealisasi adalah sebesar 499.962,25 ha (99,99 persen) dan klaim asuransi mencapai 13.192 ha (2,64 persen).

Sedangkan, target AUTP 2017 adalah 1 juta ha, dengan realisasi 997.666,53 ha (99,99 persen), sementara klaim asuransi 24.096 ha (2,41 persen).

Sebagaimana diketahui, AUTP menawarkan ganti rugi sebesar Rp 6 juta per ha per musim tanam (MT) dengan masa pertanggunggan sampai panen selama empat bulan.

Adapun premi asuransi yang dicanangkan adalah sebesar Rp 180.000 per ha per musim tanam. 

"Pemerintah memberi subsidi Rp 144.000 dan petani hanya dibebani Rp 36.000 per ha. Sejauh ini, respons petani terhadap program asuransi pertanian cukup baik,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy.

Aplikasi SIAP

Sarwo Edhy optimistis peserta asuransi pertanian akan terus meningkat.

Pasalnya, PT Jasa Asuransi Pertanian (Jasindo) sebagai pengelola sudah meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).

Aplikasi SIAP merupakan hasil kerja sama antara Kementan dengan Jasindo untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi.

Dikatakannya, aplikasi SIAP menjadi salah satu jawaban atas keluhan para dinas pertanian di seluruh Indonesia dan beberapa pihak lainnya mengenai penyajian data atau pendaftaran asuransi tani.

“Beberapa catatan audit itu tidak boleh berulang. Baik administrasi maupun manajerial, bahkan sampai menimbulkan kerugian negara. Khusus asuransi pertanian, aplikasi SIAP ini dapat mengatasi permasalahan tersebut,” pungkas Sarwo Edhy.

https://money.kompas.com/read/2019/05/04/090000026/pengamat-asuransi-apresiasi-program-autp-kementan

Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke