Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Stabilkan Harga Ayam Hidup, Mentan Minta Satgas Pangan Lakukan Investigasi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama para stakeholder peternak ayam ras menyepakati untuk menstabilkan harga ayam hidup atau live bird (LB) dalam 7 hari ke depan sesuai harga acuan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Hal tersebut disampaikan Amran dalam rapat koordinasi perunggasan pada Selasa (18/6/2019) di Ruang Rapat Utama I Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH).

Rapat itu juga turut dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjen) PKH, Kemendag, Intelkam Mabes POLRI, serta para anggota asosiasi GPPU, Gopan, dan PPUN.

Terkait kondisi harga LB saat ini, Amran meminta Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk dapat menelusuri pemicu rendahnya harga LB di farm gate yang masih jauh di bawah harga acuan, sehingga menimbulkan gejolak di peternak mandiri dan UMKM.

Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018, harga acuan LB adalah Rp 18.000 - Rp 20.000 per kilogram (kg).

Namun, di Jawa Tengah dan Jawa Timur harga LB ada pada kisaran Rp 8000 - Rp 10.000 per kg, sedangkan harga rataan daging ayam di konsumen mencapai Rp 35.000 - Rp 40.000 per kg.

Amran mengungkapkan, untuk menyelesaikan rendahnya harga LB ini Kementan telah mengundang secara maraton para pelaku perunggasan, pakar, dan unsur pemerintahan terkait untuk membahas situasi dan solusinya. 

“Ada disparitas harga yang sangat tinggi antara harga dari peternak dan harga di tingkat konsumen. Hal ini menandakan ada sesuatu yang salah," jelas Amran.

Untuk itu, Mentan mengatakan pihaknya meminta Satgas Pangan menginvestigasi atau melacak oknum yang bermain dalam situasi ini. Satgas Pangan juga harus memberikan sanksi  seberat-beratnya kepada mereka.

Produksi perunggasan meningkat

Ia kemudian menjelaskan harga ayam LB seharusnya stabil. Ini karena produksi perunggasan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai contoh, produksi daging ayam di Indonesia pada 2018 sebesar 3,6 juta ton, dan rata-rata meningkat 3,74 persen setiap tahunnya.

Adapun konsumsi daging ayam di Indonesia pada 2018 adalah 3,1 juta ton, berarti masih ada surplus atau cadangan sebesar 305.127 ton. Ini merupakan peluang untuk bisa ekspor ke luar negeri.

Asal tahu saja, saat ini Kementan telah mengekspor komoditas pertanian termasuk di dalam komoditas peternakan, seperti daging ayam olahan ke beberapa negara. 

Amran menambahkan, berdasarkan Perpres Nomor 45 Tahun 2015 Pasal 3 a dan b fungsi Kementan adalah perumusan, pelaksanaan, dan penetapan kebijakan di bidang penyediaan prasarana dan sarana pertanian, peningkatan produksi padi, jagung, dan kedele, tebu, daging, dan pertanian lainnya, serta peningkatan nilai tambah, daya saing dan mutu, dan pemasaran. 

“Namun terkait situasi rendahnya harga LB ini, Kementan ikut berkontribusi untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut,” tambah Amran. 

Kementan pun akan mengundang rapat koordinasi terkait unggas dengan menambahkan unsur KPK, Kejaksaan, Kepolisian, dan KPPU. Ini perlu agar dapat menemukan faktor penyebab rendahnya harga LB di tingkat peternak sehingga dapat ditindak secara tegas sesuai hukum yang berlaku.

"Kementan telah berhasil memberantas mafia beras, jagung, dan bawang, ke depan mafia ayam juga kita sikat dan berantas," tegas Amran.

Sementara itu pewakilan peternak ayam, Alvino, manyambut baik dan mendukung rencana Menteri Pertanian untuk memberantas mafia ayam ini.

"Kami berharap Menteri pertanian memberikan perlindungan agar peternak rakyat (mandiri dan UMKM) mendapat tempat yang luas dalam budidaya ayam ras," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2019/06/19/145314426/stabilkan-harga-ayam-hidup-mentan-minta-satgas-pangan-lakukan-investigasi

Terkini Lainnya

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke