Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Kabar Perundingan Perang Dagang AS dan China?

HONG KONG, KOMPAS.com - Dua hari lalu, AS-China telah kembali melakukan pembicaraan terkait perang dagang. Namun, keduanya sepakat keputusan masih bersifat konstruktif, alias belum ada indikasi serius apakah perang dagang akan berakhir dalam waktu dekat atau tidak.

"Pembicaraan itu bersifat jujur, efisien, dan konstruktif," kata pihak Kementerian Perdagangan China, seperti dikutip dari CNN, Jumat (2/8/2019).

Selain itu, ada sedikit kemajuan dari kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara membahas tentang kemampuan China untuk membeli produk pertanian dari Negeri Paman Sam.

Tak hanya Kemendag China, Gedung Putih juga menyebut perang dagang saat ini masih bersifat konstruktif. Pun pemerintah China berkomitmen bakal membeli produk pertanian AS.

Sayangnya, belum dijelaskan kapan atau bagaimana pembelian itu terjadi.

"Negara-negara juga membahas tentang transfer teknologi, hak kekayaan intelektual, dan layanan lainnya," kata pihak Gedung Putih.

Untuk pertemuan selanjutnya, Washington akan menjadi tuan rumah pada putaran kedua pada awal September. Akan tetapi, harapan untuk sebuah terobosan baru tetap rendah.

Tidak ada pihak yang merasa penting untuk melakukan kesepakatan lebih lanjut sehingga bakal tetap bersifat konstruktif. 

"Sinyal terbaru menunjukkan tidak ada pihak yang merasakan urgensi untuk melakukan kesepakatan sehingga mereka bersedia secara cepat dan terbuka membungkuk pada posisi inti," ucap analis dari Eurasia Group.

Seorang ekonom dari ING Asia Robert Carnell sependapat. Dia tak akan mengharapkan terobosan baru pada pertemuan di September berikutnya karena tidak ada sinyal pendukung hal itu akan terjadi.

"Masalah-masalah perdagangan ini sulit untuk disimpulkan, dan tidak akan menjadi kurang sulit pada bulan September. Kami juga tidak berharap akan banyak terobosan baru," jelas Carnell.

Meski konstruktif, ekspektasi pasar sudah rendah sejak memasuki minggu ini. Pasalnya perang dagang terlihat akan kembali memanas dan kedua negara sudah bersiap melayangkan tarif baru.

Presiden AS Donald Trump pun telah mengumumkan tarif baru sebesar 10 persen untuk produk impor asal China senilai 300 miliar dollar AS. Tarif baru tersebut bakal berlaku mulai 1 September 2019.

https://money.kompas.com/read/2019/08/02/114300026/apa-kabar-perundingan-perang-dagang-as-dan-china-

Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke