Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Produk Tembakau Alternatif Masih Tuai Pro Kontra, Perlu Banyak Riset

SEOUL, KOMPAS.com - Perkembangan produk tembakau alternatif termasuk vape dan produk tembakau yang dipanaskan lainnya masih menuai pro dan kontra.

Hal ini terkait dengan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Ada yang bilang dampak bahayanya lebih rendah, namun ada yang bilang sama saja bahkan lebih parah dari rokok biasa.

Menurut Pendiri dan Ketua YPKP Indonesia Achmad Syawqie Yazid, salah satu cara untuk memecah persoalan tersebut yakni harus memperbanyak riset.

"Harusnya mari kita bicara dengan data yang ada, kita samakan alat ukurnya, mari diteliti lagi, teliti lagi mengumpulkan datanya," ujarnya di sela-sela Asia Harm Reduction Forum (AHRF) ke-13 di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8/2019).

Saat ini menurut Achmad, penelitian terkait dampak vape di Indonesia masih sangat minim. Padahal kata dia, dari situ bisa terlihat dampak vape kepada kesehatan.

Profesor bidang kesehatan Universitas Padjadjaran (Unpad) itu mengatakan, ia sendiri sudah mengajukan proposal penelitian terkait ada atau tidaknya dampak vape kepada gen tumor.

YPKP berharap pemerintah bisa menaruh perhatian terhadap riset, utamanya terkait penggunaan vape. Hal ini penting karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi rokok yang besar di dunia.

Bila terbukti produk tembakau alternatif memiliki dampak yang lebih kecil terhadap kesehatan dari pada rokok biasa, maka para perokok bisa beralih untuk kesehatan yang lebih baik.

Sementara itu Profesor at Lee Kuan Yew of Public Policy, National University of Singapore, Tikki Pengestu mengatakan, minimnya riset merupakan salah satu tantangan produk tembakau alternatif.

Padahal menurutnya, riset-riset perlu dilakukan sehingga pemerintah punya gambaran utuh terkait produk tembakau alternatif.

Hal ini juga penting agar pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang tepat agar masyarakat bisa memiliki kesehatan yang lebih baik.

https://money.kompas.com/read/2019/09/01/183800226/produk-tembakau-alternatif-masih-tuai-pro-kontra-perlu-banyak-riset-

Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke