Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri KKP Diminta Kaji Ulang Legalisasi Cantrang

JAKARTA, KOMPAS.com - Peraturan ukuran alat tangkap cantrang yang sempat diatur oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja Susi Pudjiastuti kembali dipermasalahkan oleh stakeholder sektor maritim di era Menteri Edhy Prabowo.

Hal itu membuat Edhy bakal mengkaji ulang alat tangkap cantrang.

Direktur Eksekutif Center for Maritime Studies for Humanity (Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan), Abdul Halim mengatakan, memang ada baiknya alat tangkap cantrang kembali dikaji. Bukan untuk melegalkan, tapi untuk lebih memberikan penjelasan kepada stakeholder.

"Terkait dengan larangan alat tangkap yang dianggap merusak sebaiknya di-review kembali. bukan untuk melegalkan tapi memberikan penjelasan lebih detil kepada pelaku usaha dan pemangku kepentingan. Mengapa dilarang? Dan apa yang perlu diperbolehkan alat tangkap itu?," kata Abdul Halim saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/12/2019).

Tak berhenti sampai situ, menurut Abdul, Menteri KP yang saat ini menjabat sebaiknya memberikan alternatif dari pelarangan alat tangkap cantrang sejak 5 tahun belakangan.

Pasalnya kata Abdul, banyak pelaku usaha yang mendapat dampak negatif karena pelaku usaha itu terlalu bergantung pada alat tangkap cantrang.

"Misalnya utangnya membengkak di bank karena kapal mereka tidak bisa beroperasi. Berkaitan dengan ini, perlu ada langkah-langkah antisipatif yang sebelumnya sudah diusulkan ke Menteri Kp sebelumnya," sebut Abdul.

Langkah antisipatif itu bisa dilakukan dengan banyak cara. Abdul mencontohkan, Menteri Edhy bisa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan dana yang dialokasikan pemerintah melalui APBN maupun APBN.

Dana itu nantinya untuk membantu nelayan dengan kapal di bawah 10 GT (gross ton) membeli alat tangkap ramah lingkungan pengganti cantrang.

Sementara untuk pelaku usaha dengan kapal di atas 10 GT yang memiliki utang di sektor perbankan bisa disiasati dengan mempertemukan mereka dan pihak bank.

"Sebaiknya difasilitasi, dipertemukan dengan pihak perbankan utk restrukturisasi pinjaman. Dalam hal ini Menteri KP tidak bertindak sebagai penjamin, tapi bertindak sebagai fasilitator pertemuan saja," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2019/12/05/124400026/menteri-kkp-diminta-kaji-ulang-legalisasi-cantrang

Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke