Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Waktu yang Tepat Berbelanja di Harbolnas 12.12

Berdasarkan catatan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), antusiasme masyarakat sangat tinggi. Tercatat ada Rp 6,8 triliun yang berhasil dikumpulkan pada Harbolnas tahun lalu.

Semakin banyak pembeli, artinya kesempatan mendapatkan barang diskon juga semakin sedikit.

Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezky Yanuar saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Rabu (11/12/2019), mengatakan jam produktif untuk memesan barang diskon di Harbolnas adalah tengah malam.

"Karena tengah malam itu tepatnya pukul 00.00 wib kan baru dimulai. Nah promo masih banyak jadi ada kesempatan buat yang lain mendapatkannya," ujarnya.

Sementara itu, pembeli dminta untuk menghindari jam-jam pagi hari yaitu pukul 09.00-11.00 WIB pagi. Dikarenakan waktu ini adalah waktu produktif orang untuk melakukan sesuatu hal.

Selain itu waktu yang produktif juga berkisar pukul 13.00-15.00 WIB karena biasanya waktu ini dipakai setelah jam makan siang.

Selain tengah malam, jam yang baik untuk berbelanja di Harbolnas adalah jam makan siang atau istirahat.

"Nah biasanya pukul 12.00-13.00 WIB adalah jam makan siang atau istirahat , nah momen ini bisa dimanfaatkan," lanjutnya.

Selain masalah waktu, Yanuar juga menekankan kepada para pemburu diskon untuk membaca dengan seksama setiap ketentuan yang berlaku dalam promo. Karena beda besaran diskon atau promo berbeda pula syarat dan ketentuannya.

https://money.kompas.com/read/2019/12/12/051303126/ini-waktu-yang-tepat-berbelanja-di-harbolnas-1212

Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke