Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengusaha Truk Khawatir Tol Japek Layang Malah Bikin Tambah Macet

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Japek II Elevated telah resmi dibuka sejak pertengahan Desember tahun lalu. Tol layang diharapkan dapat mengurai kemacetan di Tol Japek yang kerap kali terjadi.

Kendati begitu, para pengusaha armada truk mengkhawatirkan efek lanjutan dari operasinya tol yang memiliki panjang 38 kilometer ini. Meski truk yang masuk sebagai golongan kendaraan berat, memang dilarang melintas di tol layang.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengungkapkan, pihaknya khawatir pada waktu-waktu tertentu saat ada kepadatan di kedua tol, baik atas maupun bawah, malah akan memicu bottleneck di pertemuan kedua tol.

Apalagi, kata Gemilang, keberadaan tol akan memicu semakin banyak orang membeli kendaraan pribadi.

"Kalau sekarang kan memang dengan adanya elevated tol bisa mengurangi kepadatan di jalur lama (tol bawah). Nah dengan adanya penambahan tol ini, semakin memicu orang beli mobil pribadi," ujar Gemilang kepada Kompas.com, Minggu (19/1/2020).

Dia mengibaratkan, laju pertambahan jalan tol seperti bom waktu. Jika tak ada penanganan solusi kemacetan jangka panjang, pembangunan infrastruktur tol malah akan membuat arus kendaraan dari dan ke Jakarta semakin padat di masa mendatang, khususnya dari arah Karawang dan Bekasi.

Imbasnya bagi pengusaha logistik, lanjut Gemilang, akan semakin menambah ongkos pengiriman karena macet yang semakin parah.

"Sekarang logikanya begini saja, kemarin ada pembatasan kendaraan ganjil-genap (di Jakarta) saja sudah sering macet dari arah Bekasi. Kalau nggak ada kebijakan baru, malah semakin banyak pertumbuhan mobil (pribadi)," ungkap Gemilang.

Dia mengkhawatirkan, kendaraan yang semakin padat dari tahun ke tahun ini bisa malah membuat kemacetan parah di pertemuan ruas tol yang masuk ke tol dalam kota. Lanjut Gemilang, di Pintu Tol Cawang salah satu contohnya.

"Macetnya kan pindah (sebagian) dari bawah ke atas, kemudian tolnya macet (atas dan bawah), keluar Cawang mau masuk ke arah Tomang, karena ada tol (elevated), kendaraan ke Jakarta dari arah Timur semakin banyak. Dulunya macet di Cikampek, nanti macetnya makin terdorong ke arah Jakarta," jelasnya.

Menurut Gemilang, dalam beberapa kesempatan, asosiasi logistik beberapa mengingatkan pemerintah agar ada kebijakan riil pembatasan kendaraan pribadi dalam jangka panjang.

"Kalau nggak ada kebijakan pembatasan, gerakan mobil pribadi makin lambat. Seberapa puluh infrastruktur dibangun, nggak akan cukup dibandingkan dengan pertumbuhan laju kendaraan pribadi," ucap Gemilang.

Dia menuturkan, potensi lonjakan arus kendaraan dari Timur ke Jakarta pasca beroperasinya Tol Elevated Japek harus diwaspadai.

"Jadi secepatnya diambil kebijakan, entah itu parkirnya dimahalin. Entah itu ERP (electronic road pricing) dijalankan segara, atau apalah, yang penting harus segera dilakukan," ungkap Gemilang.

Soal kendaraan berat seperti truk yang dilarang masuk Tol Japek layang, hal tersebut tak dipermasalahkan para pengusaha truk angkutan logistik.

"Mau lewat atas, mau truk ditaruh di bawah, sama saja. Asal nggak macet. Sama satu lagi, kita harap beban logistik jangan terlalu mahal, beban logistik sudah tinggi, kalau bisa ya diturunkan," kata Gemilang.

https://money.kompas.com/read/2020/01/19/092039826/pengusaha-truk-khawatir-tol-japek-layang-malah-bikin-tambah-macet

Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke