Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BPK Sebut Kasus Jiwasraya Berisiko Sistemik, Ini Kata Sri Mulyani

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kasus gagal bayar yang menimpa PT Asuransi Jiwasraya (Persero) bisa menimbulkan potensi risiko sistemik atau memberikan efek domino ke industri jasa keuangan lain.

Sebab, kasus gagal bayar yang dipicu oleh penempatan investasi di instrumen-instrumen saham gorengan yang memicu kerugian negara hingga Rp 13,7 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga merupakan Ketua Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menjelaskan, definisi risiko sistemik ketika sistem keuangan gagal menjalankan fungsi dan peranannya secara efektif dan efisien.

"Dan itu ciri-cirinya ditunjukkan dengan memburuknya berbabagai indikator ekonomi dan keuangan," jelas dia ketika memberi keterangan kepada awak media di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Definisi tersebut tercantum di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan.

Namun demikian, di dalam undang-undang tersebut, lembaga jasa keuangan yang dapat memicu krisis sistem keuangan spesifik ditujukan kepada industri perbankan, terutama bank-bank sistemik.

Adapun Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan, sistemik atau tidaknya sebuah lembaga keuangan diukur berdasarkan besaran aset, modal dan kewajiban yang dimiliki bank yang bersangkutan, kemudian luas jaringan, kompleksitas transaksi serta keterkaitan dengan sektor keuangan lain.

"Yang dengan hal tersebut, apabila dia gagal, dia dapat mengakibatkan keseluruhan sistem perbankan dan sektor jasa keuangan akan ikut terancam gagal," ujar Sri Mulyani.

"Itulah yang kita gunakan sebagai rambu-rambu untuk menetapkan apakah suatu persoalan di sektor keuangan atau jasa keuangan itu berdampak sistemik atau tidak," jelas dia.

Senada dengan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, saat ini di dalam undang-undang, indikator risiko sistemik baru mencakup sektor perbankan.

Selain itu, dirinya menilai lembaga keuangan terutama industri asuransi yang saat ini sedang disorot memiliki ukuran yang cenderung kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan industri jasa keuangan.

"Kalau tadi gimana apakah ini bisa timbulkan dampak sistemik di industri keuangan secara keseluruhan, ini adalah mengenai size. Kalau size besar, otomatis kemungkinan bisa timbulkan dampak itu. Kalau dampak interconnectedness, dampak mewabahnya, dampak penularannya merambah ke mana-mana sehingga yang terkena dampak banyak, itu bisa sistemik. Namun dalam undang-undang kita yang telah memuat tentang sistemik itu kalau biasanya perbankan," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2020/01/22/132418726/bpk-sebut-kasus-jiwasraya-berisiko-sistemik-ini-kata-sri-mulyani

Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke