Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Virus Corona Berpotensi Sebabkan Perlambatan Ekonomi Nasional

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran Virus Corona berpotensi memengaruhi perekonomian dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Penyebaran virus ini dikhawatirkan dapat menyebabkan perlambatan ekonomi nasional.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perlambatan perdagangan antara Indonesia dan China yang disebabkan oleh masifnya larangan untuk bepergian dari dan ke beberapa kota di Provinsi Hubei, China, serta penutupan sejumlah akses transportasi ke beberapa kota dari dan ke Provinsi Hubei, China.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Ira Aprilianti mengatakan, larangan bepergian dan penutupan sejumlah transportasi tersebut menyebabkan terganggunya kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.

Hal ini pada akhirnya memengaruhi perekonomian China dan negara-negara yang memiliki hubungan dagang yang erat dengannya.

Ira menambahkan, China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Dengan adanya perlambatan ekonomi, permintaan barang ekspor dari Indonesia ke China juga akan menurun.

Begitu juga impor. Indonesia kemungkinan besar akan mengalami kesulitan mengimpor barang dari China karena melambatnya kegiatan produksi China akibat penyebaran Virus Corona.

“Contohnya obat-obatan. Indonesia mengimpor bahan baku dari India dan China. Perlambatan ekonomi China akan membuat industri farmasi Indonesia terdampak," ujar Ira dalam keterangan tertulis, Kamis (30/1/2020).

Meskipun demikian, imbuh Ira, belum bisa dikalkulasi berapa besar dampaknya dan respon industri untuk mensubstitusi kebutuhan industri.

Selain itu, belum bisa dikalkulasi pula terkait perlambatan ekspor Indonesia akibat menurunnya konsumsi di China.

Ada beberapa alternatif untuk mengurangi dampak ekonomi dari penyebaran Virus Corona bagi Indonesia.

Ira menjelaskan, industri harus siap untuk menyesuaikan kondisi pasar, yang artinya mencari substitusi atau alternatif negara tujuan ekspor dan negara asal impor sehingga kegiatan produksi dapat terus berjalan.

Industri diharapkan mampu untuk menemukan negara yang memiliki keunggulan komparatif di industri yang bersangkutan.

Contohnya, industri diharapkan mampu menemukan alternatif negara destinasi ekspor dan negara yang membutuhkan produk yang diekspor oleh Indonesia, seperti Vietnam atau negara-negara ASEAN.

Selain itu, Indonesia harus mempertimbangkan negara-negara non tradisional yang berpotensi besar untuk menyerap produk-produk ekspornya.

"Pemerintah harus segera menganalisis dengan baik seputar keuntungan yang selama ini telah diperoleh dari transaksi perdagangan Internasional dengan negara non tradisional,": tutur Ira.

“Indonesia tidak hanya mengandalkan ekspor ke negara selama ini sudah lama mengadakan perjanjian dagang, tetapi juga harus melebarkan sayap ekspor ke negara-negara non tradisional dengan memperhatikan pasar dan kebutuhan di negara tersebut. Perlu adanya upaya untuk membentuk segmen pasar dalam negeri yang mampu menyediakan kebutuhan-kebutuhan negara non tradisional," jelasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/01/30/175200726/virus-corona-berpotensi-sebabkan-perlambatan-ekonomi-nasional

Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke