Ekonomi Global Tak Kondusif, Laba Bersih Petrosea Naik 35,80 Persen

KOMPAS.com – PT Petrosea Tbk. mencatatkan laba bersih sebesar 31,18 juta dollar Amerika Serikat (AS) laba pada 2019.

Laba tersebut naik 35,80 persen (year on year) dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 22,96 juta dollar AS.

Perusahaan yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, rekayasa dan konstruksi, serta jasa minyak dan gas bumi itu juga mencatatkan kenaikan total pendapatan sebesar 2,30 persen, dari 465,74 juta dollar AS pada 2018 menjadi 476,44 juta dollar AS pada 2019.

“Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi kami bahwa inisiatif strategis kami untuk melakukan transformasi kegiatan operasional perusahaan melalui digitalisasi mendapatkan pengakuan dari dunia internasional, setelah Petrosea dipilih oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu-satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network,” kata Presiden Direktur PT Petrosea Tbk., Hanifa Indradjaya, dalam pernyataan tertulis, Jumat (20/3/2020).

Adapun kontribusi dari lini bisnis kontrak pertambangan mencapai 60,25 persen terhadap total pendapatan perusahaan, dengan menggunakan armada yang sangat efisien dan efektif dalam mencapai volume produksi.

Sementara itu, ia melanjutkan, kontribusi dari lini bisnis rekayasa dan konstruksi mencapai 20.50 persen.

Sedangkan, konstribusi lini bisnis Petrosea Logistics and Support Services mencapai 18,66 persen terhadap total pendapatan emiten berkode saham PTRO itu.

“Tahun 2019 merupakan tahun yang membanggakan bagi PT Petrosea Tbk. Di tengah volatilitas harga batu bara thermal dan kondisi ekonomi global yang kurang kondusif, perusahaan berhasil mencatatkan kinerja keuangan dan operasional yang menggembirakan,” ujarnya.

Hanifa menjelaskan, pencapaian Petrosea sepanjang 2019 didorong oleh berbagai inisiatif strategis dan upaya transformasi guna memastikan sustainable superior performance perusahaan untuk tahun-tahun mendatang.

Sebagai informasi, Petrosea menjadi perusahaan rekayasa dan konstruksi Indonesia pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 1990.