Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerja dari Rumah Tapi Harus Tetap Asuh Anak? Begini Caranya

NEW YORK, KOMPAS.com - Penyebaran virus corona membuat pemerintah menutup sekolah untuk sementara waktu, sehingga siswa harus belajar di rumah. Tujuannya untuk menurunkan risiko penyebaran virus.

Pada saat bersamaan, perusahaan-perusahaan pun memberlakukan kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi para pegawainya.

Bagi pegawai yang telah memiliki anak dan harus kerja dari rumah, maka kondisi ini menjadi tantangan. Sebab, Anda harus menyeimbangkan tuntutan kehidupan kerja dan kehidupan di rumah bersama keluarga.

Nah, apa yang harus Anda lakukan jika di satu sisi harus kerja dari rumah, namun di sisi lain juga harus mengasuh anak?

Dilansir dari CNBC, Jumat (27/3/2020), manajer pengembangan karier FlexJobs Brie Reynolds yang telah kerja dari rumah selama 10 tahun terakhir, bersama dengan pakar karier Julie Kratz dan pengusaha Patrice Cameau membagikan pengalamannya menyeimbangkan antara kerja dari rumah dan mengasuh anak.

1. Susun jadwal

Cameau, yang memiliki anak berusia 12 tahun, 2 tahun, dan 1 tahun mengatakan, Anda harus menciptakan jadwal yang dapat memisahkan saatnya ia bekerja dan mengawasi anak-anak.

Ketika ia bekerja, anak-anaknya juga harus memiliki kegiatan. Oleh sebab itu, jadwal kerja Anda dan jadwal aktivitas anak harus sinkron.

"Jujur saja, ada hari-hari di mana anak-anak saya pulang dari sekolah dan saya tidak memasang jadwal. Ini adalah pertama kalinya saya melakukan hal seperti ini karena saya tidak tahu berapa lama kita akan di situasi semacam ini, jadi kita harus mencoba untuk melakukan yang terbaik," ungkap Cameau.

2. Komunikasi

Sebagai orang yang telah kerja dari rumah selama 10 tahun, Reynolds mengaku komunikasi adalah hal nomor satu yang Anda harus selalu sadari dan pikirkan.


Dalam hal kehidupan kerja, Reynolds menuturkan, sah-sah saja untuk transparan terkait fakta bahwa Anda juga bergelut dengan kebutuhan anak-anak. Sehingga, rekan-rekan kerja Anda tak terkejut.

Misalnya, jika Anda tengah rapat via video conference, dimungkinkan saja jika Anda berkata begini, "Omong-omong, anak saya bisa saja masuk ke dalam riangan ini, saya akan mengurusnya sebentar lalu kembali berbincang dengan Anda."

Reynolds menuturkan, dalam situasi normal barangkali Anda tak ingin mengatakan hal seperti itu.

"Akan tetapi, selama situasi kerja dari rumah seperti saat ini, maka sangat penting untuk mengomunikasikan (hal-hal seperti itu)," ujarnya.

Selain itu, ada baiknya juga Anda, atasan, maupun rekan kerja sama-sama mengomunikasikan jadwal masing-masing dan kapan bisa dilakukan video conference atau conference call.

3. Atur batasan dengan anak

Selain berkomunikasi dengan rekan-rekan kerja, Reynolds menyebut, penting juga bagi Anda untuk mengatur batasan dengan anak ketika Anda harus bekerja dari rumah. Ini khususnya jika anak sudah masuk usia sekolah.

Menurut Reynolds, untuk saat-saat seperti ini lumrah saja mengizinkan anak untuk menonton TV atau bermain melebihi waktu biasanya agar ia tetap sibuk. Anda pun harus menjelaskan pada anak bahwa ini adalah hal spesial yang tak terjadi terus-menerus.

Anda pun harus memberitahu anak ketika Anda tidak boleh diganggu.

Adapun Kratz mengungkapkan, apabila Anda harus kerja dari rumah namun tak ada ruang khusus untuk bekerja, maka mengatur batasan dengan anak bisa sangat membantu.

"Anda harus memiliki tempat di mana Anda memiliki waktu-waktu pribadi. Bisa saja di kamar, kamar tamu, atau ruang lainnya yang tenang dan tidak bisa diinterupsi," sebut Kratz.

4. Istirahat

Reynolds dan Kratz menegaskan pentingnya mengatur jam istirahat ketika kerja dari rumah.

"Istirahat sangat penting ketika bekerja dari rumah," terang Kratz.


Ia menganjurkan Anda mengambil istirahat setiap satu jam sekali setelah Anda fokus bekerja. Ambillah istirahat selama 10 menit untuk mengambil cemilan, berjalan di dalam rumah atau menyapa anak.

Ketika beristirahat, Reynolds mengatakan, penting untuk mengomunikasikannya kepada atasan atau rekan kerja dengan pesan singkat seperti, "Saya akan istirahat sebentar selama 30 menit pada pukul 1 siang."

5. Atur "shift" dengan pasangan

Jika Anda dan pasangan sama-sama bekerja dari rumah, Reynolds menyarankan untuk mengatur pembagian jam kerja dengan suami atau istri. Ini akan memudahkan kalian dalam bekerja.

"Saya harus bekerja di pagi hari dan suami saya bangun tidur, membangunkan anak-anak, menyiapkan sarapan, dan lainnya," terang Reynolds.

Jadwal ini pun dilakukan secara bergantian. Dengan begitu, aktivitas bekerja dari rumah menjadi lebih mudah.

Namun demikian, jika pasangan tidak bisa bekerja dari rumah, tutur Cameau, maka Anda harus mengatur jadwal yang ketat dan ekstra perencanaan.

"Satu hal yang saya lakukan setelah bangun lagi adalah membereskan rumah sehingga ruang keluarga tidak penuh dengan mainan yang berserakan. Bagi saya, penting untuk membereskan ruangan, sehingga ketika saya kerja sementara anak tidur siang, saya tak perlu membereskan rumah," ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/03/27/064100426/kerja-dari-rumah-tapi-harus-tetap-asuh-anak-begini-caranya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke