Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masih Dibebani Corona, Rupiah Pagi Melemah

Mengutip data Bloomberg pukul 09.44 WIB rupiah berada pada level Rp 16.273 per dollar AS atau melemah 103 poin (0,63 persen) dibandingkan penutupan Jumat lalu pada Rp 16.170 per dollar AS.

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan ini terjadi akibat investor yang kembali khawatir dengan kondisi perekonomian seiring kebijakan lockdown yang dilakukan berbagai negara untuk mengurangi penyebaran pandemi virus corona.

IMF sebelumnya sempat memprediksikan, virus corona yang yang terjadi menjadi pandemik dapat menyebabkan krisis ekonomi dan keuangan global.

“Pasar aset berisiko termasuk rupiah, mungkin akan tertekan hari ini karena pasar kembali mengkhawatirkan penyebaran wabah corona yang sudah memberikan dampak negatif ke perekonomian,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Kebijakan lockdown di sejumlah negara dilakukan sebagai langkah akhir untuk menekan penyebaran virus corona. Dengan kebijakan lockdown otomatis aktivitas ekonomi akan berkurang dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara.

“Data-data ekonomi yang dirilis pekan lalu di negara yang terkena wabah seperti AS, Eropa dan Inggris , menunjukkan pelemahan yang cukup dalam,” ujarnya.

Ia mencontohkan, data tenaga kerja AS menunjukkan jumlah orang yang menganggur bertambah berkali-kali lipat. Sementara itu, data aktivitas manufaktur dan juga sektor jasa juga mengalami penurunan yang signifikan.

Namun demikian, Ariston menilai sentimen yang mampu menahan pelemahan mungkin akan datang dari kabar baik, usai ditandatanganinya UU stimulus ekonomu AS sebesar 2 triliun dollar AS. Gelontoran dana ini diharapkan mampu meredam dampak negatif wabah virus corona pada perekonomian AS.

Hari ini Arisron memproyeksikan rupiah bergerak pada kisaran Rp 16.100 per dollar AS sampai dengan Rp 16.300 per dollar AS.

https://money.kompas.com/read/2020/03/30/095207326/masih-dibebani-corona-rupiah-pagi-melemah

Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke