Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Imbas Virus Corona, Bank Ina Revisi Target Pertumbuhan Kredit

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menyatakan bakal merevisi target pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2020. Ini merupakan dampak pagebluk virus corona yang memengaruhi penyaluran kredit.

"Pertumbuhan kredit kami revisi. Juni harus masukkan (revisi Rencana Bisnis Bank/RBB) ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu dalam taklimat media Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Ina di Jakarta, Jumat (5/6/2020).

Daniel menyatakan, saat perseroan memasukkan RBB 2020 pada November 2019 lalu, pertumbuhan kredit dieprkirakan mencapai dua digit. Saat itu diakui Daniel kinerja bisnis masih diprediksi optimis.

Namun demikian, kemudian virus corona merebak dan memengaruhi iklim bisnis. Sejumlah debitur pun terdampak virus yang bermula di Wuhan, China tersebut.

Oleh karenanya, Daniel menyatakan Bank Ina memutuskan untuk memangkas target pertumbuhan kredit menjadi satu digit sepanjang tahun 2020 ini.

"Kami akan masukkan revisi pertumbuhan kredit 2020 ke OJK. Dari dua digit mungkin (pertumbuhan kredit) akan tumbuh 7 sampai 9 persen," jelas Daniel.

Ia menuturkan, perseroan pun telah turut serta dalam kebijakan restrukturisasi kredit yang digelontorkan regulator. Sebanyak 90 debitur Bank Ina mengajukan restrukturisasi kredit.

Daniel mengatakan, sebagian besar debitur tersebut merupakan debitur Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan pinjaman maksimal Rp 10 miliar.

"Memang ada beberapa (debitur) korporasi perhotelan. Mereka sangat terkena dampaknya. Tapi nasabah ritel dan consumer goods masih bisa survive. Pariwisata, hotel, kuliner kena dampak cukup signifikan," terangnya.


Terkait rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Ina, Daniel mengaku hingga akhir tahun diprediksi tidak akan meningkat signifikan.

Sebab, dalam program relaksasi kredit yang dicanangkan OJK, semua debitur yang terdampak virus corona tetap dalam status kolektabilitas lancar.

"Kami lebih baik konservatif memperbesar cadangan (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/CKPN) untuk menjaga apabila debitur tidak bisa bangkit, maka kami harus mencadangkan atau writeoff," ungkap Daniel.

https://money.kompas.com/read/2020/06/05/213842626/imbas-virus-corona-bank-ina-revisi-target-pertumbuhan-kredit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke