Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pandemi Covid-19 Bikin Petani Sawit Gelagapan

Penasihat Senior Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Fortasbi) Rukaiyah Rafik mengatakan, selain harga yang rendah, petani sawit juga merasakan banyak kesulitan.

Salah satunya semenjak adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat pabrik kelapa sawit dan kegiatan manufaktur menjadi berjalan lamban.

“Banyak petani swadaya tidak memiliki sarana untuk mengangkut TBS mereka ke pabrik, mereka bergantung pada perantara atau bisnis perantara untuk menyediakan layanan ini, tetapi karena adanya pembatasan dalam kegiatan telah berdampak pada mereka dan sumber mata pencaharian utamanya," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (20/6/2020).

Menurut Rukaiyah, pandemi juga mempengaruhi stok pupuk dan input untuk perkebunan mereka. Hal ini membuat para petani sawit harus memiliki bisnis dan tanaman lain yang diolah untuk mendukung mata pencaharian mereka.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto mengatakan, harga TBS sempat turun di bawah Rp 1.000 per kilogram di tingkat petani swadaya.

Sementara untuk harga TBS petani plasma (petani yang bermitra dengan perusahaan penghasil kelapa sawit) tercatat antara Rp 1.200 dan Rp 1.300 per kilogram.

“Harga di bawah Rp 1.100 sulit untuk petani yang memiliki lebih dari dua anak, apalagi bila anak mereka sedang mengenyam pendidikan tinggi, atau mereka yang memiliki anggota keluarga lain yang bergantung pada mereka. Karena produktivitasnya yang juga rendah, antara 1 hingga 1,2 ton per hektar per bulan, mereka harus menjual hasil produksi mereka kepada perantara dan belum lagi harus membayar beban utang kepada para tengkulak karena para petani memiliki pinjaman," katanya.

Dia mengatakan, banyak petani kelapa sawit yang tidak memiliki sumber pendapatan lain alias hanya mengandalkan minyak sawit. Para petani juga sering mengeluhkan kenaikan harga pupuk yang terkadang sulit untuk mendapatkannya.

“Tidak ada protokol kesehatan untuk petani. Petani membutuhkan uang tunai sementara proses transaksi untuk TBS untuk petani yang menjual ke perusahaan biasanya diproses antara satu atau dua minggu setelah produk dikirim ke pabrik atau perkebunan,” jelas dia.

https://money.kompas.com/read/2020/06/20/183500126/pandemi-covid-19-bikin-petani-sawit-gelagapan

Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke