Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kata Luhut, Rapid Test Buatan Lokal Cukup Bayar Rp 75.000

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan saat ini sudah ada alat tes diagnostik cepat atau rapid test buatan lokal yang harganya Rp 75.000.

Dia meminta masyarakat bisa mengoptimalkan penggunaan rapid test buatan dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan pada alat kesehatan impor. Alat tes cepat lokal ini dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Selain itu, keakuratan rapid test lokal juga sudah teruji.

"Dulu itu dihargai Rp 150.000, sekarang dibuat BPPT Rp 75.000 dengan akurasi 98 persen. Mudah-mudah bisa turun lagi," kata Luhut dalam konferensi pers peresmian RDF di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (21/7/2020).

Dia meminta masyarakat bisa lebih mencintai produk dalam negeri. Kalaupun ada kekurangan, sebaiknya disampaikan dengan cara yang bijak agar bisa terus diperbaiki oleh produsen pembuatnya.

"Jadi, saya pikir kalau kita cinta buatan Indonesia, kita kompak, jangan cari-cari salah, kalau kurang ya pastilah ada yang kurang, enggak mungkin sempurna. Nah itu yang harus kita kritik atau kita sampaikan dengan cara-cara yang santun," kata Luhut.

Ia mengungkapkan, tak mungkin pemerintah menyengsarakan rakyatnya dengan kebijakan yang dikeluarkannya, termasuk dalam kaitannya dengan penanganan Covid-19 di Indonesia.

"Apalagi Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan kami untik berbuat yang terbaik buat rakyatnya," kata Luhut.

Mantan Dubes Indonesia untuk Singapura ini juga menyinggung pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di mana dirinya didapuk sebagai salah satu Wakil Ketua I Komite Kebijakan.

Luhut menjelaskan, melalui pembentukan komite tersebut, pemerintah fokus melakukan penanganan Covid-19 sekaligus memulihkan perekonomian yang tengah terpuruk.

"Presiden sudah umumkan kemarin, kami sudah dipanggil dilakukan secara terpadu. Jadi penanganan Covid-19 dengan ekonomi, jadi itu akan berseiring," ujar dia.

Oleh karenanya, pada kesempatan tersebut, Luhut kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dalam beraktivitas. Khususnya dengan cara menggunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak.

"Tapi jangan lebay juga. Jangan juga terlalu aneh-aneh. Biasa-biasa saja karena Indonesia menurut hemat saya posisinya masih cukup bagus dibandingkan dengan negara lain" kata dia.

Lebih lanjut, Luhut menyebutkan penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah telah mempertimbangkan berbagai faktor, utamanya faktor geografis. Dengan demikian, Indonesia dinilai mampu menangani Covid-19 secara lebih baik dibanding negara lain.

"Setiap negara memiliki taktik masing-masing, karena tidak sama. Karena kita negara kepulauan, kita tentu perlu caranya sendiri juga untuk mengatasi," ucap dia.

(Sumber: KOMPAS.com/Rully R. Ramli | Editor: Yoga Sukmana, Sakina Setiawan)

https://money.kompas.com/read/2020/07/21/214644426/kata-luhut-rapid-test-buatan-lokal-cukup-bayar-rp-75000

Terkini Lainnya

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke