Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indonesia Diprediksi Resesi, Luhut: Kita Feel Comfortable

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah siap menghadapi resesi karena memiliki persiapan infrastruktur dan program yang kuat.

Dilansir dari Antara, Sabtu (15/8/2020), Luhut menjelaskan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa tumbuh nol persen atau positif 0,5 persen dan kemungkinan terburuk mencapai negatif 0,5 persen.

"Ya kalau resesi terjadi, ya bisa saja terjadi. Tapi kita siap hadapi itu semua karena infrastruktur yang kita buat, program yang kita buat, eksekusi yang kita buat, kita feel comfortable (masih nyaman)," katanya.

Luhut menjelaskan, istilah comfortable bukan merupakan opini pribadinya. Namun, hal itu muncul lantaran banyak institusi internasional, mulai dari IMF, Bank Dunia hingga berbagai lembaga pemeringkat kredit internasional.

Ia menuturkan secara rutin memberikan paparan mengenai kondisi ekonomi dan penanganan Covid-19 ke lembaga-lembaga tersebut.

Hal itu dilakukan juga sebagai upaya mendapatkan masukan atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan Indonesia dalam upaya memulihkan ekonomi di tengah pandemi.

"Mereka selalu katakan program kita itu program yang sangat komprehensif, maybe some extend the best among emerging market (di beberapa bagian yang terbaik diantara negara berkembang lainnya). Jadi, sebenarnya eksekusi kita ini yang paling penting. Program sudah begitu bagus disusun," kata dia.

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dari minus 5,32 persen pada kuartal II 2020, menjadi positif. Namun, tentu saja menurut Luhut, dibutuhkan upaya keras untuk mewujudkannya.

"Kalau sekarang (kuartal II 2020) kita minus 5,32, kita kerja keras betul-betul supaya bisa nol atau 0,5," ucapnya.

Oleh sebab itu, sambung mantan Menko Polhukam ini, pemerintah merancangkan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Ada tiga rancangan yang dibuat oleh pemerintah, yaitu APBN, stimulus, serta investor domestik.

"Tapi kalau tadi ada tiga area nih, satu APBN, kedua stimulus, ketiga paling penting domestik investor," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memprediksi perekonomian Indonesia selama tahun 2020 tumbuh minus 0,49 persen sebagai dampak pandemi Covid-19.

Dalam pemaparan terkait pertumbuhan ekonomi sejumlah negara termasuk Indonesia, Airlangga memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 mencapai minus 1 persen.

Kemudian, kuartal IV-2020 diperkirakan membaik menjadi positif 1,38 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi selama 2020 diperkirakan negatif 0,49 persen.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2020 minus hingga 5,32 persen. Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.

https://money.kompas.com/read/2020/08/15/110200926/indonesia-diprediksi-resesi-luhut--kita-feel-comfortable

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke