Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awali Perdagangan, IHSG dan Rupiah Menguat

Melansir data RTI, pukul 09.08 WIB, IHSG berada pada level 5.280,62 atau naik 32,93 poin (0,63 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 5.247,69.

Sebanyak 179 saham melaju di zona hijau dan 89 saham di zona merah. Sedangkan 143 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 764,8 miliar dengan volume 897,08 juta saham.

Sementara bursa saham Asia pagi ini variatif.  Indeks Hang Seng Hong Kong dan indeks komposit Shanghai naik masing-masing 0,11 persen dan 0,21 persen. Sedangkan indeks Nikkei dan indeks Strait Times melemah turun 0,54 persen dan 0,25 persen.

Sementara itu, rupiah di pasar spot pagi ini menguat ke posisi Rp 14.790 per dollar AS atau naik tipis 5 poin (0,03 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level Rp 14.795 per dollar AS.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan,  rupiah diopang pelemahan dollar AS terhadap mata uang emerging market.

“Dollar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar regional pagi ini. Tekanan terhadap dollar AS disebabkan oleh indikasi ketidakstabilan pemulihan ekonomi di AS dari data ekonomi yang menunjukkan indeks aktivitas manufaktur wilayah New York jauh di bawah proyeksi,” kata Ariston.

Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi yang rendah juga membuat dollar AS menjadi tidak menarik untuk Saat ini. Ariston menilai, sentimen negatif terhadap dollar AS bisa mendorong penguatan ke nilai tukar rupiah pagi ini.

Namun demikian, menurut Ariston pasar perlu mewaspadai faktor-faktor yang bisa menekan rupiah seperti ketegangan hubungan AS dan China.

“Kekhawatiran pandemi yang menekan pemulihan ekonomi dalam negri dan data neraca perdagangan Indonesia bulan Juli yang di bawah ekspektasi,” jelas Ariston.

Ariston memproyeksikan rupiah hari ini akan berada pada kisaran Rp 14.650 per dollar AS sampai dengan Rp 14.850 per dollar AS.

https://money.kompas.com/read/2020/08/18/094605726/awali-perdagangan-ihsg-dan-rupiah-menguat

Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke