Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Perlu Duduk Bersama Pelaku Industri Tekstil

Ketua Umum DPP Federasi Serikat Buruh Garmen, Tekstil, Kerajinan, Kulit dan Sentra Industri (FSB Garteks), Ary Joko Sulistyo mengatakan sektor padat karya ini adalah sektor yang paling banyak terkena imbas pandemi.

"Semenjak ada Covid-19 banyak sekali para tenaga kerja di industri ini harus dirumahkan, ada yang berasal dari angkatan muda karena masih training terpaksa harus di rumahkan, dan ada juga pekerja yang harus diberhentikan lantaran omzet perusahaan drop drastis," ujarnya dalam diskusi bertajuk Kondisi Kerja dan Kualitas Hidup Pekerja Garmen Indonesia dan Vietnam yang disiarkan secara virtual, Selasa (25/8/2020).

Dia meminta pemerintah bersama dengan para pengusaha dan pekerja melakukan dialog untuk mencari jalan dan mengatasi permasalahan ini.

Ia mengatakan, banyaknya para pengusaha yang mengeluh kesulitan mendapatkan pinjaman ke berbagai bank milik pemerintah. Padahal pihak pengusaha sudah sama sekali tidak memiliki penghasilan.

"Banyak mereka yang mengeluh sulit mendapatkan pinjaman dari perbankan, tidak ada pihak bank yang percaya kepada pelaku usaha," kata dia.

Dia meminta pemerintah untuk bisa memberikan insentif keringanan agar bisa meminimalisir terjadi pemecatan pada karyawan di industri tekstil atau garmen.

Sementara itu Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pertekstilan Indonesia Iwan Santoso Gunawan juga mengatakan hal yang demikian.


Dia menjelaskan sebelum adanya Covid-19, kondisi industri tekstil di Indonesia masih tumbuh positif berkat adanya kegiatan ekspor.

Namun semenjak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah di hampir seluruh wilayah Indonesia, membuat banyak pengusaha sangat sulit mendistribusikan produk-produk untuk dijual.

"Banyak perusahaan lokal yang kesulitan menyalurkan produknya dan kalau itu terus dilanjutkan kemarin sangat mengganggu cashflow, barang tidak terkirim dan otomatis tidak ada penghasilan," kata dia.

Hal ini membuat banyak para pekerja buruh di industri tekstil mau tidak mau harus dirumahkan karena omzet cukup tergangu.

Semenjak Maret-Mei 2020, kata dia, pendapatan para pengusaha industri tekstil anjok, bahkan sisanya hanya tinggal 20 persen saja. Tetapi setelah PSBB sudah dilonggarkan. omzetnya mulai merangkak naik hingga 30 persen sampai 50 persen.

"Tapi angka ini masih jauh dari situasi normal," ucapnya.

Iwan pun meminta pemerintah untuk duduk bersama mencari solusi agar industri tekstil bisa melewati permasalahan ini.

https://money.kompas.com/read/2020/08/25/135359026/pemerintah-perlu-duduk-bersama-pelaku-industri-tekstil

Terkini Lainnya

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke