Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebutuhan Utang Pemerintah pada 2021 Capai Rp 1.177,4 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, pembiayaan utang pemerintah di dalam RAPBN 2021 mendatang mencapai Rp 1.177,4 triliun. Angka tersebut meningkat Rp 34,9 triliun dibandingkan dengan angka Nota Keuangan yang dibacakan Presideon Joko Widodo di Agustus lalu.

Kala itu, kebutuhan utang pemerintah direncanakan sebesar Rp 1.142,5 triliun.

"Untuk membiayai defisit Rp 1.006,4 triliun, pembiayaan utang akan meningkat dari tadinya Rp 1.142 triliun menjadi Rp 1.177,4 triliun atau naik Rp 34,9 triliun," ujar Sri Mulyani ketika melakukan rapat dengan Banggar DPR RI, Jumat (11/9/2020).

Namun demikian, pembiayaan utang pemerintah itu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan target tahun ini yang dituangkan dalam Perpres Nomor 72 tahun 2020 yang sebesar Rp 1.220 triliun.

Lebih rinci Sri Mulyani mengatakan, kebutuhan utang tersebut akan dipenuhi dengan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1.207,3 triliun (neto). Ini lebih tinggi dari target dalam penerbitan SBN di tahun ini sebesar Rp 1.173 triliun (neto).

Selain itu, kebutuhan utang dipenuhi melalui pembiayaan investasi yang meningkat dari Rp 169,1 triliun menjadi Rp 184,5 triliun.

"Untuk pemberian pinjaman ada Rp 400 miliar dan kewajiban pinjaman akan dicadangkan Rp 2,7 triliun, sedangkan pembiayaan lain yakni dengan menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp 15,8 triliun yang akan masuk dalam pembiayaan anggaran," jelas Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun mengungkapkan, meski pembiayaan utang meningkat, pemerintah akan tetap menjaga defisit anggaran tak lebih dari 5,7 persen dari PDB. Pemerintah juga akan melakukan berbagai tindakan prioritas belanja agar defisit tak melebar dari target.

“Bila terjadi perubahan cost pendapatan, akan dilakukan offside belanja dengan berbagai tindakan refocusing atau prioritas lebih tajam, akan dilaksanakan sesuai dengan amanat yang nanti akan ditarik dalam RUU APBN 2021,” jelasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/09/11/162937826/kebutuhan-utang-pemerintah-pada-2021-capai-rp-11774-triliun

Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke