Sebelumnya pada April-Mei, DPK sempat mengalir ke bank-bank besar, yakni bank BUKU IV karena dianggap lebih aman.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, tren kembalinya DPK ke bank-bank kecil menunjukkan adanya perbaikan kinerja dan risiko perbankan dari sisi kualitas dan aset.
"Artinya dampak negatif tekanan terhadap likuiditas maupun DPK mereka (bank BUKU I) boleh dibilang sudah hilang," kata Purbaya dalam konferensi pers KSSK IV 2020 secara virtual, Selasa (27/10/2020).
Purbaya menuturkan, hal tersebut tak terlepas dari kebijakan fiskal dan moneter yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
"Dari sini kita lihat, sistem finansial sudah lebih stabil karena respons kebijakan yang baik dari sisi fiskal maupun moneter," ujar Purbaya.
Dia pun meyakini, tren likuiditas yang membaik ini mampu membuat perbankan kembali siap menyalurkan kredit ke sektor-sektor riil. Dengan begitu, ekonomi di kuartal IV 2020 dan 2021 akan membaik.
"Tapi kita tahu, walaupun sektor finansial akan stabil, tapi kalau ekonomi enggak tumbuh, ya lama-lama akan tertekan juga. Kami setuju bahwa fokus kebijakan adalah mendorong ekonomi riil semaksimal mungkin," pungkas Purbaya.
Sebagai informasi, berdasarkan data OJK, DPK pada Agustus 2020 tumbuh 11,64 persen (yoy), meningkat dibanding akhir kuartal II 2020 sebesar 7,95 persen. DPK didominasi oleh pertumbuhan DPK bank BUKU IV mencapai 15,26 persen (yoy).
Sementara itu, kecukupan likuiditas perbankan masih terjaga. Rasio AL/NCD per Oktober 2020 menguat jadi 153,6 persen dari sebelumnya 122,59 persen di akhir kuartal II 2020.
Di samping itu, rasio AL/DPK di level 32,88 persen, meningkat di banding kuartal II 2020 sebesar 26,24 persen. Rasio alat likuid atas DOK ini jauh di bawah tresshold minimum.
https://money.kompas.com/read/2020/10/28/081000026/lps-ungkap-tekanan-likuiditas-mulai-hilang-ini-indikatornya