Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembobolan Rekening Kerap Terjadi, Bagaimana Sebetulnya Sistem Kelola Bank?

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pembobolan rekening kerap dilakukan oleh oknum bank tidak bertanggung jawab.

Bukan sekali dua kali, kasus ini selalu berulang. Teranyar, kasus raibnya uang Rp 22 miliar milik atlet e-sport Winda Earl di salah satu perbankan.

Kasus itu tentunya membuat masyarakat menganggap lemahnya tata kelola perbankan.

Mereka bertanya-tanya, bagaimana keketatan sistem pengawasan dan manajemen risiko (risk management) di perbankan?

Direktur Kepatuhan Bank Danamon Rita Mirasari mengatakan, Bank Danamon sendiri mengedepankan know your employee (KYE) kepada karyawannya, sebelum karyawan tersebut masuk ke jajaran staff Bank Danamon.

Setiap orang pun diminta untuk melaporkan hal-hal janggal bila melihat ada ketidakwajaran.

Begitu ketika meluncurkan produk baru, karyawan perlu diedukasi terlebih dahulu agar penyampaian keunggulan produk kepada nasabah tidak menyesatkan.

"Ada produk baru pastikan karyawan yang menjual punya pengetahuan memadai, cukup dimengerti oleh nasabah, jangan sampai menyesatkan," kata Rita dalam Workshop Virtual Danamon Mengajar, Kamis (12/11/2020).

Adapun untuk mencegah risiko fraud (kecurangan) yang berasal dari oknum dalam bank, manajemen menerapkan prinsip need to know basis.

Dengan kata lain, tidak semua orang yang memiliki akses untuk membuka data nasabah.

Aksesnya pun dibatasi. Pegawai yang memiliki akses akan ditanyai jika terbukti tidak memiliki kewenangan untuk mengakses data tersebut.

"Tidak ada satupun di sini yang mempunyai akses unlimited. Segala transaksi di core banking akan ada auditnya. Kalau misalnya saya masuk ke core banking, lihat data nasabah tanpa punya kewenangan itu, di audit realnya akan dilihat, kenapa (mengakses data nasabah)?" ucap Rita.

Lalu, pengiriman account statement (rekening koran) kepada nasabah memanfaatkan teknologi digital melalui infrastruktur perbankan, sehingga tidak terjadi adanya intervensi dari pihak ketiga.

Rekening koran biasanya dikirim melalui email langsung kepada nasabah yang bersangkutan.

Tentunya, meminta nasabah lebih berhati-hati (aware) adalah kunci.

Pihaknya mengedukasi nasabah secara terus menerus dan menginformasikan apapun melalui website resmi.

"Edukasi ke customer, bahwa dia berhubungan dengan bank, bukan dengan individu. Kalau individu bisa berpindah tempat. Kita banyak lakukan kontrol ke nasabah, misanya survei, kita pastikan tidak ada relationship (antara staff dengan nasabah) yang tidak menguntungkan," pungkas Rita.

https://money.kompas.com/read/2020/11/12/191113526/pembobolan-rekening-kerap-terjadi-bagaimana-sebetulnya-sistem-kelola-bank

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke