Rupiah Ditutup Menguat Jelang Libur Panjang

Melansir Bloomberg, rupiah menguat 10 poin (0,07 persen) pada level Rp 13.972 per dollar AS dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 13.982 per dollar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, akibat lambatnya pemulihan ekonomi domestik, Bank Indonesia diproyeksikan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen dalam pertemuan minggu depan.

Ibrahim bilang, ada beberapa faktor yang akan mempengaruhinya, diantaranya adalah kinerja pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan dan perlu ada upaya ekstra untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar bisa lebih kencang lagi.

“Salah satunya dengan cara menurunkan suku bunga acuan, saat suku bunga rendah maka pengusaha dan rumah tangga akan terangsang untuk mengambil kredit sehingga akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi,” jelas Ibrahim dalam siaran pers.

Di sisi lain, tekanan inflasi juga sangat minim, sebagai informasi pada Januari 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi inflasi sebesar 0,26 persen dan 1,55 persen, atau melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 0,45 persen month to month (MtM), dan 1,68 persen secara tahunan (YoY). Sedangkan di bulan Februari ada kemungkinan inflasi di 0,01 persen mtm dan 1,25 persen YoY.

Disamping inflasi, nilai tukar mata uang rupiah saat ini relatif stabil bahkan cenderung menguat, oleh karena itu apabila Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen itu sangat di mungkinkan.

“Pertumbuhan ekonomi perlu ada pendorong, yang pasti pendorong itu terutama dari otoritas Bank Indonesia ditengah resiko kasus Covid-19 yang masih tinggi, mengganggu normaslisasi ekonomi,” tegas Ibrahim.