Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BFI Finance Bukukan Laba Bersih Rp 701,59 Miliar pada 2020

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan, sepanjang tahun lalu pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi seluruh sektor ekonomi, termasuk industri permbiayaan.

Industri ini terdampak langsung kondisi penurunan daya beli masyarakat yang berakibat pada permintaan relaksasi pembiayaan yang besar dan pemburukan kualitas aset yang tiba-tiba, khususnya di awal pandemi.

"Nilai laba bersih yang terkoreksi 1,4 persen ini lebih baik jika dibandingkan rata-rata industri yang mengalami kontraksi laba 61,2 persen selama 2020," ujar Sudjono dalam keterangan resminya, Jumat (12/3/2021).

Hingga akhir tahun lalu, BFI Finance juga membukukan piutang pembiayaan bersih senilai Rp 12,70 triliun

Sedangkan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) multifinance tercatat di level 1,72 persen, membaik dari sebelumnya 2,67 persen per 30 September. Rasio itu pun lebih baik dari rata-rata industri yang sebesar 4,01 persen.

Menurutnya, kinerja tersebut didorong strategi perusahaan dalam menjaga kesinambungan bisnisnya di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Perusahaan sempat menghentikan sementara penyaluran layanan pembiayaan baru pada kuartal II-2020. Langkah ini secara bertahap berhasil memperbaiki kualitas aset dan kembali menyalurkan pembiayaan baru pada kuartal-2020 hingga akhir tahun.

Sambil terus menjaga kondisi likuiditas dan rentabilitas di tingkat aman, performa BFI Finance pun membaik bahkan bila dibandingkan dengan rata-rata kinerja industri pembiayaan.

"Kami menyalurkan pembiayaan secara prudent dan selektif, baik sebelum dan selama pandemi sehingga mampu mengontrol pemburukan kualitas piutang yang terjadi. Kami juga melakukan penyesuaian proses kerja dan recovery yang cepat serta terarah sehingga rasio NPF bisa membaik," jelas dia.

Meski selektif, lanjut Sudjono, perusahaan memastikan tetap terus membantu masyarakat dalam aktivitas produksi dan konsumsi melalui restrukturisasi kredit. Terhitung sejak April-Agustus 2020, BFI Finance merelaksasi pembiayaan konsumen yang terdampak pandemi.

Per 31 Desember 2020, sisa nilai piutang yang direlaksasi mencapai Rp 4,6 trilliun atau 33,1 persen dari nilai piutang pembiayaan yang dikelola, turun dari persentase tertinggi 35,5 persen di September 2020.

Tipe relaksasi yang paling banyak adalah penundaan pembayaran pokok angsuran dan perpanjangan tenor angsuran.

Kendati Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak mewajibkan perusahaan pembiayaan untuk membuat cadangan khusus atas kontrak-kontrak yang direstrukturisasi, namun BFI Finance telah membuat cadangan khusus atas kontrak-kontrak tersebut.

Sudjono mengatakan, langkah itu dilakukan karena pihaknya menyadari bahwa sebagian konsumen yang direstrukturisasi tidak akan mampu melanjutkan kewajiban angsuran dan akan meningkatkan kerugian kredit pada tahun depan.

"Oleh karena itu, kami telah mencatatkan provisi tambahan pada tahun ini sehingga diharapkan kinerja keuangan tahun mendatang tidak akan terbebani oleh kontrak relaksasi yang terjadi pada tahun 2020," jelas dia.

https://money.kompas.com/read/2021/03/12/192829326/bfi-finance-bukukan-laba-bersih-rp-70159-miliar-pada-2020

Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke