Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

ANTM Raih Laba Rp 1,41 Triliun di Tahun 2020

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan pertumbuhan laba tahun berjalan segmen pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp 1,41 triliun, tumbuh 170 persen dibandingkan periode tahun 2019 sebesar Rp 521,90 miliar.

Capaian laba usaha segmen juga tumbuh 199 persen sebesar Rp 1,45 triliun, dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 486,58 miliar.

Sekretaris Perusahaan Kunto Hendrapawoko mengungkapkan, pencapaian tersebut ditopang oleh penerimaan pasar domestik atas produk segmen emas dan pemurnian ANTM tercatat positif pada tahun 2020.

Penjualan bersih dalam negeri segmen emas dan pemurnian tumbuh 67 persen sebesar Rp 17,79 triliun, dibandingkan pendapatan penjualan domestik tahun 2019 sebesar Rp 10,66 triliun.

“Selain itu, penguatan harga rata-rata emas global sepanjang tahun 2020 sebesar 27 persen (dibandingkan periode 2019) turut mendukung peningkatan profitabilitas segmen logam mulia dan pemurnian,” kata Kunto dalam siaran pers, Senin (15/3/2021).

Earnings Before Interest, TaxeS, Depreciation, and Amortization (EBITDA) ANTM pada tahun 2020 juga tumbuh 39 persen sebesar Rp 3,19 triliun, dibandingkan capaian EBITDA pada tahun 2019 sebesar Rp 2,29 triliun.

Kunto mengatakan, penguatan posisi arus kas bersih ANTM yang diperoleh dari aktivitas operasi yang mencapai Rp 2,22 triliun, tumbuh 36 persen dibandingkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sepanjang 2019 sebesar Rp 1,63 triliun.

“Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama ANTM yang berbasis pada komoditas nikel, emas dan bauksit,” jelas dia.

Sepanjang tahun 2020, nilai penjualan bersih ANTM tercatat sebesar Rp 27,37 triliun dengan proporsi penjualan bersih domestik mencapai Rp 19,92 triliun atau 73 persen dari total penjualan bersih ANTM.

Capaian nilai penjualan ANTM di dalam negeri tumbuh sebesar 68 persen jika dibandingkan nilai penjualan bersih di pasar domestik pada tahun 2019 sebesar Rp 11,86 triliun.

“Pada tahun 2020, ANTM mencatatkan pencapaian kinerja segmen nikel yang positif. Tercatat ANTM kembali mencatatkan volume produksi tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan pada tahun 2020,” kata Kunto.

Terkait dengan proyek pengembangan usaha, saat ini ANTM sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara, yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 TNi per tahun.

Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTM terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun (Tahap 1).

“ANTM memiliki pengalaman lebih dari lima dekade mendukung pengembangan hilirisasi mineral di Indonesia, khususnya pada komoditas nikel, emas dan bauksit, melalui operasi pertambangan yang terintegrasi, dengan profil aset nikel dan bauksit yang solid,” tambah Kunto.

Hingga tahun 2020, tercatat posisi sumber daya bijih nikel dan bauksit konsolidasian ANTM masing-masing mencapai sebesar 1,44 miliar wmt bijih nikel dan 586 juta wmt bijih bauksit.

Potensi sumberdaya mineral tersebut menjadi salah satu kekuatan dalam pengembangkan skala bisnis Perusahaan melalui hilirisasi mineral strategis guna menciptakan nilai tambah produk mineral serta meningkatkan kontribusi yang positif kepada negara dan masyarakat.

Sepanjang tahun 2020, saham ANTM mampu mencatatkan kinerja yang positif.

Ini terlihat dari harga penutupan saham ANTM tercatat sebesar Rp 1.935 per saham pada akhir Desember 2020, meningkat 130 persen dibandingkan dengan harga penutupan saham pada Desember 2019 sebesar Rp 840 per saham.

Nilai kapitalisasi pasar pada akhir Desember 2020 sebesar Rp 46,50 triliun. Kepercayaan pemegang saham terefleksikan dari jumlah pemegang saham yang menginvestasikan sahamnya di ANTM.

Pada akhir Desember 2020 jumlah pemegang saham ANTM mencapai 142.007 investor, tumbuh 114 persen dari jumah pemegang saham ANTM pada akhir Desember 2019 sebesar 66.466 investor.

“ANTM juga tetap menjadi bagian dari indeks IDX LQ45 dan Indeks IDX30 yang merupakan kelompok saham dengan tingkat likuiditas tertinggi di BEI,” kata Kunto.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2021/03/15/192657126/antm-raih-laba-rp-141-triliun-di-tahun-2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke