Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Pembelajaran Tatap Muka Tak Tergantikan | Alasan Anak Tidak Bertanggung Jawab | Pentingnya Taman Bermain

KOMPASIANA---Di beberapa daerah pembelajaran tatap muka mulai dipertimbangkan untuk kembali dilakukan.

Namun pertimbangan ini memiliki catatan, pembelajaran tatap muka harus dipersiapkan secara matang serta tergantung kesiapan masing-masing sekolah.

Kompasianer Ozy Alandika yang berprofesi sebagai guru mengatakan, pembelajaran tatap muka adalah pilihan terbaik saat ini.

Alasannya, selain kurangnya ketersediaan buku ajar utama, daftar kehadiran siswa cenderung banyak absennya.

Bahkan, dikatakannya, para guru pula kesulitan mencari kabar siswa yang absen tersebut.

Selain kabar mengenai pembelajaran tatap muka, ada juga rasa tanggung jawab anak dan pentingnya taman bermain bagi anak.

Berikut 3 konten menarik dan populer kategori Edukasi di Kompasiana:

1. Pembelajaran Tatap Muka Benar-benar Tak Tergantikan, Ada "Kabar Baik" Setelah Membuka Sekolah

Kompasianer Ozy Alandika mengugkapkan ketika sekolah lain cukup sukses menggelar pembelajaran daring, tempatnya mengajar justru pontang-panting mengatur strategi belajar luring.

Selain kurangnya ketersediaan buku ajar utama, daftar kehadiran siswa cenderung banyak absennya. Dan lebih daripada itu, semakin bermunculan pula siswa/i yang sengaja untuk tidak mengerjakan tugas.

Alasannya, tidak banyak orangtua siswa yang sudah care dan teredukasi terhadap pentingnya pendampingan belajar.

Sedangkan di sisi yang sama, dikataknnya, para guru pula kesulitan mencari kabar siswa yang absen tersebut.

"Alhasil pembelajaran tatap muka yang sudah kami gelar menuju 2 bulan ini berasa seperti obat dari segala keresahan kami tentang pembelajaran di sekolah," tulis Kompasianer Ozy Alandika. (Baca selengkapnya)

2. Mengapa Si Buah Hati Tidak Memiliki Rasa Tanggung Jawab?

Setiap orangtua sejatinya menginginkan anak yang bertanggung jawab, berkarakter baik, dan memiliki prinsip kuat dalam hidupnya. Bahkan, pada hakekatnya kebahagiaan anak adalah impian setiap orangtua.

Di lain sisi setiap orangtua pun perlu sadar, bahwa bahwa tantangan dalam memberikan pola asuh tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, bukan berarti itu semua mustahil dilakukan.

Membentuk anak untuk memiliki rasa tanggung jawab adalah hal penting yang dilakukan oleh para orangtua. Tetapi kerap kali orangtua keliru dalam mendidiknya.

Kompasianer Teguh Eko menyebut setidaknya ada penyebab anak tidak memiliki rasa tanggung jawab.

Pertama, menurutnya, gaya asuh membiarkan. (Baca selengkapnya)

3. Pentingnya Taman Bermain bagi Anak dan Lingkungan

Kompasianer Albert Pura berpendapat taman bermain kini perlu diperbanyak jumlahnya.

Menurutnya taman bermain menjadi wadah belajar yang baik bagi seorang anak untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

Manfaat lain dengan adanya taman bermain ini, menurut Albert, tersedianya ruang terbuka hijau sekaligus lokasi tangkapan air hujan sehingga menjamin kota bebas banjir.

Dengan demikian kehadiran taman menjadi sebuah alat melindungi diri dari kemungkinan bencana alam sebagai akibat ketidakcermatan menata lingkungan.

"Taman bermain juga merupakan produk sebuah negeri yang memiliki politik lingkungan dan regulasi yang jelas akan tata ruang wilayah. Taman bermain adalah wajah dari sebuah bangsa yang dengan sadar mempersiapkan masa depan generasi berikutnya supaya memiliki kesadaran lingkungan," tulis Kompasianer Albert Purba. (Baca selengkapnya) (IBS)

https://money.kompas.com/read/2021/03/16/185945026/kurasi-kompasiana-pembelajaran-tatap-muka-tak-tergantikan-alasan-anak-tidak

Terkini Lainnya

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke