Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenhub: Tingkat Kecelakaan Bus dan Truk Terus Meningkat

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, kecelakaan lalu lintas melibatkan truk dan bus tidak mencapai 10.000 kasus per tahun di 2010. Namun, tingkat fatalitas ini naik signifikan di 2011 dan terus berlanjut.

“Kecelakaan truk dan bus angkanya sebelum 2011 enggak lebih dari 10.000 per tahun, tapi pada 2011 sampai 2018 angka itu naik menjadi 30.000," ujar dia dalam webinar, Selasa (20/4/2021).

Ia pun membandingkan dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang tingkat kecelakannya terus menurun dari tahun ke tahun.

Misalnya, di Eropa pada 2001 tingkat fatalitas kecelakaan mencapai lebih dari 50.000 kasus per tahun. Namun di 2018, Eropa berhasil menekan angka kecelakaan ke 30.000 kasus.

Begitu pula dengan AS yang pada 2001 mencatatkan tingkat fatalitas kecelakaan yang mencapai lebih dari 40.000 kasus. Tapi pda 2018, angkanya sudah ditekan mendekati 30.000 kasus.

Menurut Budi, kedua wilayah tersebut berhasil mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dikarenakan adanya perbaikan peran pemerintah dan operator dalam menjaga pergerakan lalu lintas.

"Nah untuk memitigasi ini, kita perlu belajar dari negara maju lainnya. Seharusnya dengan semakin banyak kita melakukan edukasi dan sosialisasi keselamatan, serta perbaikan regulasi mestinya (tingkat kecelakaan) semakin turun bukan malah semakin tinggi," jelas dia.

Berdasarkan evaluasi kata Budi, terus bertambahnya tingkat kecelakaan lalu lintas di Indonesia tak lepas dari meningkatnya arus distribusi logistik dan pergerakan kendaraan bus.

Namun, kondisi itu tak seharusnya jadi alasan, seban pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk meningkatkan keselamatan

Ia mengungkapkan, ada banyak faktor armada dan sumber daya manusia yang menyebabkan kecelakaan. Di antaranya masalah pada speleng kemudi yang tidak berfungsi dengan baik.



Selain itu persoalan pecah ban dan rem blong. Banyak pula disebabkan oleh kendaraan kelebihan muatan atau ODOL (over-load over-dimention),

"Lalu disebabkan persoalan rangka patah. Ini ada kaitannya dengan ODOL karena enggak mempertimbangkan beban kendaraan," imbuh Budi.

Oleh sebab itu, ia memastikan pemerintah akan terus meningkatkkan edukasi berkeselamatan kepada para pengemudi. Selain itu, meningkatkan pengawasan di jalan-jalan sehingga kendaaraan yang tak sesuai struktur jalan tersebut dilarang melintas.

Budi juga menekankan, pihaknya berharap ada kesadaran yang tinggi dari para operator bus dan truk untuk mematuhi regulasi yang berlaku sehingga terbangun bisnis proses yang meningkatkan keselamatan lalu lintas.

"Kami akan terus berupaya untuk mendapatkan aspek kesadaran yang tinggi dari para operator untuk membangun bisnis proses yang berkeselamatan," pungkas Budi.

https://money.kompas.com/read/2021/04/20/143100026/kemenhub--tingkat-kecelakaan-bus-dan-truk-terus-meningkat-

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke