Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Daftar 11 Orang Kaya Pemilik Bank Swasta Besar di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada semacam pameo di kalangan para konglomerat dunia, tak lengkap rasanya sebuah kelompok bisnis besar kalau belum memiliki bank milik sendiri.

Hal ini cukup masuk akal mengingat saat ini hampir seluruh roda perekonomian bergantung pada perbankan. Bank tak hanya berfungsi sebagai transaksi bisnis, namun juga sekaligus sebagai penimbun kekayaan dan alat memutar dana berlebih.

Dengan memiliki bank sendiri, bisnis dalam kelompok perusahaannya bisa saling mendukung. Karyawan sendiri di bawah kelompok bisnisnya, setidaknya juga bisa jadi nasabah paling loyal.

Berikut ini 11 konglomerat pemilik bank-bank besar di Indonesia (pemilik bank swasta di Indonesia):

1. Anthony Salim (Bank Ina)

Nama Anthony Salim selama ini dikenal sebagai raja mie instan lewat kepemilikannya di Indofood. Di tahun ini, ia berada di urutan ke-4 orang terkaya Indonesia dengan kekayaan bersih sebesar 5,9 miliar dollar AS versi Majalah Forbes. 

Selain Indofood, bisnisnya juga merambah waralaba restoran cepat saji KFC, jaringan minimarket Indomaret, Sari Roti, Bogasari, hingga perkebunan kelapa sawit.

Untuk menunjang semua bisnisnya tersebut, Grup Salim saat ini menguasai saham di PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) lewat perusahaan afiliasinya PT Indolife Pensiontama.

2. Hartono Bersaudara (Bank BCA)

Siapa tak kenal dengan Budi Hartono. Namanya sejak satu dekade terakhir menjadi langganan di posisi pertama orang terkaya di Indonesia. Ia adalah pemilik Bank BCA. Bank ini awalnya dimiliki Grup Salim, namun kemudian dilepas karena imbas krisis moneter tahun 1998.

Bersama dengan saudaranya Michael Hartono, ia menguasai mayoritas saham di Bank BCA lewat PT Dwimuria Investama Andalan. Kentungan yang besar dari dividen dan kenaikan harga saham BCA menjadi salah satu sumber pundi kekayaan terbesarnya.

Aset Bank BCA saat ini sebesar Rp 1.076 triliun dan jumlah kantor cabang mencapai 1.248. Per 31 Desember 2020, laba Bank BCA tercatat sebesar Rp 27,1 triliun.

Pemilik perusahaan rokok Djarum ini dicatat Majalah Forbes memiliki kekayaan bersih sebesar 38,8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 551,332 triliun.

Di luar rokok dan perbankan, Grup Djarum lewat GDP Venture, kini juga berekspansi dalam modal ventura yang banyak berinvestasi pada sejumlah perusahaan startup besar.

Mengutip situs GDP Venture, beberapa perusahaan yang disuntik modal oleh GDP Venture antara lain Kaskus, Gojek, tiket.com, Blibli, Halodoc, situs berita Kumparan, Narasi, Historia, Lokadata, Opini, hingga IDN Media.

3. Hary Tanoesoedibjo (Bank MNC)

Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe adalah politikus sekaligus pengusaha nasional Indonesia pemilik Bank MNC. Namanya masuk dalam deretan 50 orang terkaya di Indonesia di urutan ke-33 dengan kekayaan sebesar 950 juta dollar AS.

Ia juga dikenal sebagai raja media karena kepemilikanya di sejumlah media baik televisi, radio, surat kabar, dan media online. Sebagaimana diketahui, ia merupakan pendiri Partai Perindo.

Sumber kekayaannya berasal dari MNC Group. Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham PT Bimantara Citra Tbk, milik keluarga Presiden Soeharto, dan kemudian diubah namanya menjadi PT Global Mediacom Tbk (MNC Group).

4. Chairul Tanjung (Bank Mega)

Charul Tanjung atau biasa disapa CT adalah pemilik dari konglomerasi CT Corp yang membawahi Bank Mega. Namanya dikenal sebagai salah satu raja media karena memiliki stasiun televisi.

Bisnisnya merambah sektor perkebunan kelapa sawit, ritel, kafe, asuransi, jasa keamanan, pusat hiburan, media online, hingga perhotelan. Seluruh bisnisnya tersebut saling mendukung dengan Bank Mega.

Dicatat Forbes, CT berada di urutan ke-9 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan bersih sebesar 3,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 55,42 triliun.

5. Putera Sampoerna (Bank Sahabat Sampoerna)

Putera Sampoerna adalah orang terkaya Indonesia di urutan ke-13 versi Majalah Forbes dengan harta kekayaan sebesar 1,8 miliar dollar AS.

Setelah melepas mayoritas kepemilikannya di perusahaan rokok Sampoerna ke Philip Morris, kini ia lebih berfokus pada bisnis investasi lewat Sampoerna Strategic.

Bisnisnya sangat luas mulai dari kayu, perkebunan sawit, keuangan, telekomunikasi, dan properti. Dalam bisnis perbankan, Putera Sampoerna memiliki Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna.

6. Jerry Ng (Bank Jago)

Jerry Ng adalah salah satu bankir senior di Indonesia. Tahun 2020, Majalah Forbes menempatkannya di urutan ke-44 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan sebesar 600 juta dollar AS.

Kekayaan mantan Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk itu terkerek berkat kinerja saham PT Bank Jago Tbk (ARTO). Sebagai informasi, Jerry Ng bersama menantu taipan TP Rachmat, Patrick Walujo, patungan mengakuisisi Bank Jago.

Mereka bersama-sama mengakuisisi saham PT Bank Artos Tbk pada pertengahan 2019. Jerry Ng dan Patrick Walujo menggenggam 51 persen saham Bank Artos.

Kepemilikan Jerry melalui Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), sedangkan Patrick Walujo masuk dengan Wealth Track Technology Limited. Porsi saham masing-masing sebesar 37,65 persen dan 13,35 persen.

7. Dato Sri Thahir (Mayapada)

Dato Sri Tahir adalah pemilik dari Grup Mayapada yang merupakan induk dari Bank Mayapada. Mayapada sendiri merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini berdiri pada tahun 1989

Beberapa kali nama Dato Sri Thahir masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia. Ia merupakan menantu dari bankir yang juga pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady.

Menurut laman resmi perusahaan, Dato Sri Thahir saat ini tercatat sebagai Presiden Komisaris Bank Mayapada. Ia juga merambah bisnis kesehatan dengan mendirikan RS Mayapada. Jaringan rumah sakit mewah ini tersebar di kawasan Jabodetabek.

8. Keluarga Widjaja (Bank Sinarmas)

Keluarga Widjaja adalah keluarga konglomerat terkaya di Indonesia di urutan kedua. Kelompok bisnis ini juga memiliki bank sendiri bernama Bank Sinarmas.

Dicatat Forbes, nilai kekayaan keluarga mendiang Eka Tjipta Widjaja ini mencapai 11,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 173,32 triliun.

Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019 ini meninggalkan warisan ratusan perusahaan untuk keluarganya.

Perusahaan-perusahaan di bawah Grup Sinar Mas itu bergerak di berbagai sektor antara lain kertas, properti, keuangan, telekomunikasi, dan agrobisnis.

Untuk industri kertas, Sinar Mas adalah penguasanya di Indonesia. Keluarga Widjaja tercatat memiliki PT Indiah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

9. Tomy Winata (Bank Artha Graha)

Tomy Winata selama ini dikenal sebagai pengusaha pemilik kawasan bisnis elit SCBD di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan.  Meski begitu, namanya tak dicantumkan Majalah Forbes dalam deretan orang terkaya di Indonesia.

Ia adalah pemilik Grup Artha Graha atau Artha Graha Network. Usahanya terutama bergerak dalam bidang perbankan, properti dan infrastruktur.

Grup Artha Graha adalah pemilik dari Bank Artha Graha, salah satu bank swasta besar di Tanah Air.

10. Mochtar Riady (Bank Nobu)

Mochtar Riady adalah pemilik dan pendiri Grup Lippo, sebuah konglomerasi bisnis yang bergerak di bidang media, keuangan, dan properti.

Nama Mochtar Riady dikenal sebagai salah satu tokoh yang membesarkan Bank UOB Indonesia, Bank Panin, Bank BCA, dan CIMB Niaga. Teranyar, bank yang dimiliki Grup Lippo adalah PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU).

Mochtar Riady berada di urutan ke-21 orang terkaya Indonesia versi Forbes dengan total kekayaan bersih sebesar 1,38 miliar dollar AS.

11. Mukmin Ali (Bank Panin)

Mukmin Ali Gunawan atau yang bernama asli Lie Mo Ming merupakan konglomerat perbankan Indonesia. Ia mulai terjun ke industri perbankan sejak 1966.

Mukmin Ali Gunawan mendirikan PT Pan Indonesia Bank atau dikenal dengan Bank Panin pada 17 Agustus 1971 silam. Bank ini merupakan salah satu bank swasta terbesar yang ada di Indonesia.

Beberapa kali, namanya sempat masuk dalam deretan orang terkaya di Tanah Air. 

https://money.kompas.com/read/2021/04/23/071624526/daftar-11-orang-kaya-pemilik-bank-swasta-besar-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke