Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Salahkah Belum Menjadi Apa-apa pada Usia 25?

KOMPASIANA---Apa saja yang sudah dilakukan dan dicapai saat usia 25 tahun sempat ramai diperbincangkan di jagat dunia maya Twitter.

Diketahui keramaian ini bersumber dari sebuah gambar yang memuat tulisan "Usia 25 tahun idealnya punya apa? Tabungan 100 juta. Cicilan rumah sisa 20 persen lagi beres. Punya kendaraan pribadi. Gaji minimal 8 juta."

Respons warganet pun beragam, ada yang menilai hal tersebut berlebihan atau juga yang menyebut tulisan itu bagus untuk motivasi namun akan pahit sebagai kenyataan.

Berbicara soal usia 25 tahun, ini adalah bagian dari fase pertumbuhan seseorang. Usia 25 tahun tergolong dalam tahapan manusia masuk dalam kategori dewasa awal, yang dimulai dari umur 18 tahun hingga 40 tahun.

Pada masa tersebut tidak hanya pertumbuhan dan perkembangan fisik saja yang berubah, namun cara berpikirnya yang sudah lebih dewasa.

Pembahasan mengenai usia 25 tahun menjadi salah satu topik yang menarik perhatian pembaca di Kompasiana.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana terkait pemabahasan usia 25 tahun:

1. Usia Terus Bertambah tapi Belum Menjadi Apa-apa, Salahkah?

Usia 25 tahun merupakan masa yang sangat produktif bagi perkembangan dan pertumbuhan manusia dari berbagai aspek.

Namun, apabila urusannya adalah usia 25 tahun sudah bisa melakukan dan mencapai apa saja, akan menjadi berbeda persoalannya.

Kompasianer Dani Ramdani berpendapat ketika seiring bertambahnya usia, dan kita belum mencapai satu pencapaian yang ditetapkan oleh masyarakat ketahuilah hal itu adalah di luar kemampuan kita. Jadi untuk apa dipikirkan secara berlebihan.

"Karena setiap orang mempunyai proses yang berbeda, setiap orang mempunyai waktu untuk mencapai kesuksesan yang berbeda. Ada yang cepat ada juga yang lambat," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Usia 25, Bukan Saja Dua, tetapi 5 Alternatif Hidup

Kompasianer Inosensius Sigaze berpendapat bahwa usia tahun adalah masa dengan penuh gairah, sekaligus juga gerah.

Berubah-ubah. Mungkin itu gambaran yang tepat untuk melukiskan dilema hati dan pikiran seseorang pada usia 25.

Karena itu, dikatakan dia, saat usia 25 tahun seseorang sesungguhnya memiliki alternatif jalan hidup. Apa saja?

Pertama, adalah alternatif jalan lurus. Alternatif jalan lurus ini berkaitan dengan panggilan hidup. Alternatif ini mengandaikan semua proses pembinaan dalam rumah, formasi berjalan dengan baik, dan semua persyaratan dipenuhi dengan baik.

"Misteri panggilan dan alternatif jalan lurus itu tidak terlepas dari dilema pergulatan sebagai manusia rasional," tulis Kompasianer Inosensius Sigaze.

Kedua, alternatif jalan putus. (Baca selengkapnya)

3. Ketika Quarter Life Crisis Menjadi Titik Balik Kehidupan Saya

Quarter life crisis adalah fase hidup yang wajar dialami oleh dewasa muda usia 20-30-an. Tapi, apa sih yang membuat seseorang mengalami quarter life crisis?

Kompasianer Luna Septiasa berpendapat quarter life crisis erat kaitannya dengan krisis identitas dan insecurity.

Pada kondisi tersebut, kita kerap membandingkan diri kita dengan teman kita yang, misalnya, sudah menduduki jabatan manager di usia muda.

Atau membandingkan diri kita dengan teman yang sering ke luar negeri dan bisa beli barang-barang trendi dan bermerk.

Sementara itu kita merasa hanya karyawan biasa dengan pas-pasan. Alih-alih tetap bersyukur kita justru tenggelam dalam keirian kita terhadap hal-hal demikian.

Lalu, bagaimana quarter life crisis dapat menjadi titik balik sebuah kehidupan? (Baca selengkapnya)

https://money.kompas.com/read/2021/05/12/164158726/kurasi-kompasiana-salahkah-belum-menjadi-apa-apa-pada-usia-25

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke