Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN GAYA HIDUP KOMPASIANA] Kiat Belanja Online untuk Hewan Peliharaan | Waspada Belanja Online | Tips Memilih Buku Anak

KOMPASIANA---Bagi para pemilik hewan peliharaan di rumah pasti tahu betul bagaimana mereka mesti menyiapkan hingga menstok makanannya.

Apalagi jika ingin hewan peliharaan tetap sehat, maka pemiliknya memberikan makanan terbaik dan sesuai dengan kebutuhan serta memiliki nutrisi yang seimbang.

Namun, dalam kondisi seperti sekarang, setiap membeli makanan hewat mesti dilakukan secara online.

Kendala yang dihadapi biasanya justru stok makanan sudah habis sedangkan makanan yang sudah dipesan tak kunjung datang.

Lantas, bagaimana mesti menyikapi agar hal-hal seperti itu tidak terulang kembali?

1. Kiat-kiat Belanja Online untuk Hewan Peliharaan

Setiap anggota keluarga di rumah Kompasianer Martha Weda memiliki hobi yang berbeda-beda dalam memelihara hewan peliharaan.

Suaminya memelihara ikan lele dalam ember, sedangkan anaknya ebih fokus pada ikan hiasnya yaitu ikan cupang. Tidak hanya itu, di rumah juga ada 4 ekor kucing.

Untuk semua kebutuhan makanan kini mereka beli secara online. Kompasianer Martha Weda mesti paham cara berbelanja hewan peliharaan dan kebutuhannya, agar tidak kecewa dan meminimalkan komplain.

"Guna menghemat ongkir (ongkos kirim) serta mempersingkat waktu pengiriman, dalam berbelanja online kebutuhan hewan peliharaan sebaiknya memilih toko yang lokasinya tidak jauh," tulisnya.

Apalagi untuk benih ikan hidup, lanjutnya, semakin dekat dan singkat jarak serta waktu pengiriman maka semakin kecil risiko kematian ikan dalam proses pengiriman. (Baca selengkapnya)

2. Hati-hati Belanja Online di Facebook

Kompasianer Tety Polmasari menceritakan pengalamannya ketika itu membeli buku tentang kehidupan Rasulullah sehari-hari.

Karena memang sedang mencari buku tersebut, maka ada iklan pada laman Facebook milik Kompasianer Tety Polmasari.

Memang baru sekadar memilih "pesan sekarang", tapi kemudian sudah langsung mendapat respon dari CS-nya.

Namun, ternyata belum begitu membutuhkan buku itu dalam waktu dekat, jadi Kompasianer Tety Polmasari ingin membatalkannya saja.

"Tapi ternyata tidak semudah itu main membatalkan. Karena jika saya tidak jadi beli ada beban biaya yang harus ditanggung si CS," tulis Kompasianer Tety Polmasari.

Setelah mencari tahu dan menanyakan lebih rinci, ternyata ketika memilih "order sekarang" berarti sudah dinyatakan membeli dan harus jadi. (Baca selengkapnya)

3. Tips dan Pentingnya Memilih Buku Anak Sesuai Rating Usia

Sebelum membahas mengenai kategori bacaan anak sesuai rating usia, ada baiknya kita pengenal terlebih dahulu kenapa memberikan batasan bacaan kepada anak sesuai rating usia itu penting?

Hal yang paling mendasar, menurut Kompasianer Amalia Mumtaz Nabila, karena minat dan kemampuan anak mengolah sesuatu yang ada di sekitarnya berbeda-beda di setiap jenjang tahunnya.

Selaras dengan itu, buku bisa menjadi sarana edukasi ataupun justru membawa pengaruh buruk terhadap pola tingkah laku anak jika orang tua tidak cukup bijak memberikan batasan bacaan.

Misal, Kompasianer Amalia Mumtaz Nabila mencontohkan novel-novel romansa Wattpad mungkin sudah bisa diterima oleh anak di usia remaja.

"Meskipun begitu, novel-novel yang menampilkan cerita cinta belum tentu bisa diterima oleh anak yang masih berada di usia sekolah dasar," tulisnya. (Baca selengkapnya)

***

Simak konten menarik lainnya di Kompasiana pada kategori Gaya Hidup.

https://money.kompas.com/read/2021/05/25/122611726/tren-gaya-hidup-kompasiana-kiat-belanja-online-untuk-hewan-peliharaan-waspada

Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke