Laba Asuransi Jiwa Tugu Mandiri Melonjak 119 Persen

Direktur Utama AJTM Hanindio W. Hadi mengungkapkan, kinerja tersebut ditopang oleh kebijakan dan strategi perusahaan selama pandemi Covid-19 yang dicanangkan sejak September 2020 melalui transformasi Sumber Daya Manusia (SDM), produk (bisnis proses), dan sistem yang terintegrasi

“Keberhasilan itu tidak terlepas dari kebijakan dan strategi yang dilaksanakan dengan penuh komitmen oleh seluruh komponen perusahaan,” kata Hanindio melalui siaran pers, Jumat (11/6/2021).

Semantara itu, total aset juga meningkat 15 persen dari Rp 1,7 triliun menjadi Rp 1,96 triliun.
AJTM mencatat adanya peningkatan pada hasil underwriting atau penilaian tingkat risiko dari suatu objek pertanggungan. Dari semula minus Rp 11,69 miliar pada 2019, menjadi Rp 97,48 miliar pada 2020.

Peningkatan hasil underwriting tersebut dinilai merupakan hasil dari kehati-hatian proses penghentian penjualan untuk bisnis baru dari produk-produk yang dinilai tidak profitabel dan moratorium beberapa produk asuransi.

“Kedua langkah itu dibarengi dengan rebalancing portofolio dari produk yang ada. Semua produk yang tidak memenuhi hukum bilangan besar dan tidak memenuhi kriteria pada tata kelola yang berdampak pada bisnis yang sehat dihentikan atau dilakukan restrukturisasi. Itulah kunci yang membuat kami survive pada 2020,” ujar Hanindio.

Strategi dan kebijakan tersebut dinilai mampu mendorong kesehatan keuangan AJTM, dengan Risk Based Capital (RBC) sekitar 101 persen pada 2019 menjadi 257 persen pada 2020. Sedangkan Rasio Kecukupan Investasi (RKI) meningkat dari 104 persen menjadi 111 persen.