Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN FILM KOMPASIANA] "Racket Boys", Menaikkan Pamor Bulutangkis Negeri Gingseng | "Them", tentang Rasisme dan Kengeriannya

KOMPASIANA—-Ada berbagai upaya untuk menaikkan pamor sebuah cabang olahraga. Salah satunya melalui film.

Generasi 90-an mungkin masih ingat dengan serial kartun Kapten Tsubasa yang melejit pada medio 2000-an di Indonesia.

Mulanya Kapten Tsubasa adalah komik yang dibuat pada 1980. Komik ini bertujuan untuk mengenalkan sepak bola kepada anak-anak di Jepang.

Tak disangka, tiga tahun berselang komik ini meledak yang kemudian dialihgrafiskan menjadi anime.

Cara itu dinilai sukses. Setelah pamor sepak bola di Jepang melambung, prestasi pun mendukung.

Cara yang sama mulai nampak dicoba oleh Korea Selatan. Salah satunya melalui serial Racket Boys dengan bulu tangkis sebagi cabang olahraganya.

Selain serial Racket Boys, ada juga seputar serial Netflix Sweet Tooth dan Them, film tentang rasisme.

Berikut ini konten-konten menarik dan populer kanal Film di Kompasiana:

1. Menaikkan Pamor Bulutangkis di Negeri Gingseng lewat "Racket Boys"

Dalam Racket Boys, Joon-sang berperan sebagai Yoon Hae-kang. Ayahnya, Yoon Hyeon-jong (diperankan Kim Sang-kyung) merupakan mantan pebulutangkis cukup berprestasi.

Setelah pensiun Hyeon-jong menjadi pelatih di Seoul, tapi kariernya tak terlalu bagus akibat gaya hidup sembarangan. Ia bahkan kesulitan membayar biaya sewa tempat tinggal.

Petualangan dimulai saat Hyeon-jong menerima tawaran untuk melatih di salah satu sekolah di Haenam.

Meskipun harus meninggalkan Seoul ke wilayah perdesaan yang jauh, tapi ia diberi rumah dan gaji yang lebih tinggi. Hae-kang dan adiknya, Yoon Hae-in (Han Se-bin), mau tak mau ikut pindah.

Rupanya klub bulutangkis di sekolah tersebut sedang terpuruk. Saat Hyeon-jong datang, hanya tersisa tiga anak yang masih berlatih. Mereka adalah Bang Yoo-dam (Son Sang-yeon), Na Woo-chan (Choi Hyun-wook), dan Lee Yong-tae (Kim Kang-hoon). (Baca selengkapnya)

2. Sweet Tooth, Mencari Harapan Saat Peradaban Manusia Runtuh

Sweet Tooth memang benar diadaptasi dari DC Comics karya Jeff Lemire. Sweet Tooth dalam versi serialnya ini juga dikembangkan Netflix.

Diceritakan, pada sepuluh tahu yang lalu "The Great Crumble" mendatangkan malapetaka di dunia hingga menyebabkan munculnya bayi misterius hibrida.

Jenis bayi ini terlahir dengan setengah manusia dan setengah hewan. Sebab banyak yang tak yakin apakah bayi hibrida ini adalah penyebab atau virus. Banyak manusia lain yang berusaha memburu bayi hibrida ini.

Gus (Christian Convery) telah lama hidup sendirian di rumah hutan terpencilnya, selama satu dekade.

Kemudian ia bertemu dan menjalin pertemanan dengan penyendiri dan pengembara bernama Jepperd (Nonso Anozie). Bersama-sama keduanya memulai sebuah petualangan seru. Keduanya berpergian melintasi apa yang tersisa di Amerika. (Baca selengkapnya)

3. "Them", tentang Rasisme dan Kengerian yang Menyertainya

Kompasianer Yonathan Christanto berpendapat Them mengambil tema rasisme kulit hitam di dunia barat, mengikuti tren dan kesuksesan horror bertema rasisme yaitu Get Out dan Us.

Namun melalui Them, kita justru disadarkan bahwa rasisme yang nyata terjadi saat ini adalah sebuah pengulangan atas apa yang pernah terjadi di masa silam.

Them bercerita tentang keluarga Emory yang baru saja pindah dari Carolina Utara menuju Los Angeles dalam periode yang dikenal dengan sebutan "The Great Migration".

Melalui serial ini penonton diberikan gambaran tentang betapa jahatnya perlakuan diskriminatif terhadap ras kulit hitam.

"Di mana kisah ini juga terinspirasi dari kejadian nyata yang sering dialami oleh masyarakat Amerika berkulit hitam di era 1950-an," tulisnya. (Baca selengkapnya) (IBS)

https://money.kompas.com/read/2021/06/16/200000926/-tren-film-kompasiana-racket-boys-menaikkan-pamor-bulutangkis-negeri-gingseng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke