Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Bidik Industri Pengolahan dan Manufaktur Masuk Dalam KEK

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Elen Setiadi menargetkan banyak industri pengolahan dan industri manufaktur masuk dalam kawasan khusus tersebut.

Elen menuturkan, masuknya industri-industri tersebut akan mampu meningkatkan kinerja ekspor Indonesia dari industri nonmigas.

Begitu pula sesuai dengan target Presiden RI Joko Widodo mengubah struktur ekonomi dari berbasis konsumsi menjadi berbasis konsumsi melalui ekspor dan investasi.

"KEK diminta adaptif dengan perkembangan industri terutama kebutuhan dalam negeri dan dunia sehingga demikian memerlukan beberapa sektor yang perlu ditetapkan masuk dalam KEK adalah manufaktur atau industri lebih banyak di sektor jasa," kata Elen dalam Kompas Talks, Kamis (16/9/2021).

Badan Pusat Statistik mencatat, ekspor nonmigas pada Agustus 2021 tumbuh 21,75 persen (mtm) di angka 16,72 miliar dollar AS.

Secara tahunan, ekspor komoditas andalan ini meningkat 63,43 persen (yoy) dari 12,45 miliar 2021.

Komoditas yang mengalami peningkatan nilai ekspor tertinggi yakni lemak dan minyak hewan dan nabati naik 1,54 miliar dollar AS, serta bahan bakar mineral naik 573,2 juta dollar AS.

Lalu, komoditas biji logam, terak, dan abu naik 213,1 juta dollar AS, besi dan baja naik 180,2 dollar AS, serta timah dan barang daripadanya naik 106 juta dollar AS.

Elen menuturkan, momentum surplus neraca perdagangan karena tingginya ekspor komoditas nonmigas harus dimanfaatkan dengan adanya KEK.

"Pokok dari ekspor kita yang paling besar selain migas adalah industri pengolahan. Dan ini adalah salah satu yang kita ingin tuju untuk dan kita dorong untuk masuk di dalam KEK. Bijih logam juga yang menjadi target kita untuk bagian sektor yang kita dorong untuk dikembangkan di KEK," beber Elen.

Selain itu, pihaknya ingin mengembangkan lima hal dalam kawasan penuh insentif tersebut.

 Beberapa pengembangan yang dimaksud ialah mempercepat ekspor dan substitusi impor dan mempercepat terwujudnya industri 4.0.

Kemudian, mengembangkan wilayah yang belum berkembang dan mempercepat pengembangan sektor jasa tersier. Beberapa kendala dalam kawasan yang menjadi perhatian pun akan diperbaiki.

"Ada daya saing dan ini menjadi perhatian kita, berkaitan dengan fasilitas ada prosedur yang masih rumit sehingga perlu kita percepat. Terakhir adalah pelayanan investasi, walaupun sudah menggunakan sistem OSS tapi ada beberapa hal yang berkaitan dengan pemberian kewenangan perizinan yang masih tersebar di pusat dan di daerah," pungkas Elen.

https://money.kompas.com/read/2021/09/16/200212726/pemerintah-bidik-industri-pengolahan-dan-manufaktur-masuk-dalam-kek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke