Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Alasan Pemerintah Terus Menambah Utang

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo meminta masyarakat usia muda tidak menyebarkan informasi yang tidak benar, terutama terkait utang negara atau utang pemerintah. 

“Literasi awal yang penting dipahami bersama dengan kaum muda adalah agar kita tidak terjebak pada informasi-informasi yang bersifat disinformatif, yang membuat kita ketakutan akan masa depan,” kata Prastowo dalam talkshow daring Infest Inkubasi 2021 seperti dilansir dari Antara, Senin (20/9/2021). 

Ia mengatakan mengurus negara sebetulnya tidak jauh berbeda dengan mengelola rumah tangga, yang terkadang rumah tangga membutuhkan pembiayaan atau utang untuk memenuhi kebutuhan produktifnya.

“Negara juga sama, ketika perekonomian melambat karena pandemi, otomatis penerimaan pajak turun. Padahal belanja negara sedang naik untuk sektor kesehatan dan perlindungan sosial, kita perlu pembiayaan dari utang,” terang Prastowo.

Alasan pemerintah tambah utang

Selain melalui peluncuran Surat Berharga Negara (SBN), pemerintah juga mendapat pembiayaan dari beberapa negara yang berhubungan baik dengan Indonesia.

Negara ini biasanya memberikan pinjaman yang bisa dikembalikan secara mencicil dalam jangka panjang, dengan bunga kecil.

Ia pun menyesalkan bahwa kerapkali muncul narasi bahwa setiap bayi yang baru lahir di Indonesia menanggung utang dengan jumlah tertentu di media sosial. Masyarakat usia muda yang bermain media sosial mesti mengenali fakta-fakta keseharian yang merefleksikan konteks saat ini, dan tidak sekadar menyebarkan ketakutan akan masa depan.

Ia menjelaskan bahwa tidak masalah meminjam uang untuk kebutuhan yang baik bagi produktivitas. Apalagi jika diyakini bahwa ke depan pendapatan, baik sebagai negara maupun anggota rumah tangga, akan meningkat.

Ia bilang, dengan analogi yang sama antara mengelola keuangan negara dan rumah tangga, tak perlu ada yang dikhawatirkan dengan penambahan utang pemerintah, selama pembiayaan utang digunakan untuk hal yang produktif, terlebih rasio utang masih relatif aman. 

“Jadi jangan takut meminjam untuk membuka toko atau untuk modal investasi, tidak ada salahnya. Asalkan dengan kemampuan kita, kita yakin akan mendapat hasil yang besar,” imbuhnya.

Kebijakan utang dikritik

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini, menyoroti kebijakan pemerintah yang memperlebar target defisit APBN dengan meningkatkan anggaran pembiayaan, guna menangani sekaligus meredam dampak pandemi Covid-19 dinilai tidak efektif.

Menurut dia, upaya pemerintah untuk meredam dampak pandemi terhadap perekonomian nasional dengan meningkatkan porsi pembiayaan utang tidak akan maksimal. Pasalnya, saat ini pandemi Covid-19 masih merebak, dengan angka penyebaran yang tinggi.

"Masalahnya berat, mau memperbaiki ekonom, mau memperbaiki macam-macam, sementara Covid belum diselesaikan, ini akan punya dampak terbatas," katanya dalam sebuah diskusi virtual.

"Ketika utang APBN digenjot besar-besaran, tapi dampak terhadap ekonomi tidak akan lebih dari negara-negara lain," tambah dia.

Sebagaimana diketahui, pada tahun ini pemerintah menetapkan defisit APBN sebesar 5,7 persen, dengan pembiayaan anggaran ditargetkan sebesar Rp 1.006,4 triliun.

Selain itu, Didik menilai alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 744,75 triliun tidak terlalu efektif hasilnya.

Hal tersebut terefleksikan dengan tingginya angka penyebaran Covid-19, dimana pada saat bersamaan perekonomian Indonesia kembali mengalami tekanan akibat kebijakan pembatasan pergerakan selama hampir satu bulan terakhir.

"Pembiayaan PEN dan Covid ini cukup besar, untuk pulihkan ekonomi sekaligus untuk tangani Covid. Tapi sekarang hasilnya malah Covid-nya juara dunia, tidak selesai selesai. Lalu, pertumbuhan ekonominya juga tetap rendah. Ini adalah kegagalan penanganan pandemi," ujar dia.

Lebih lanjut Didik mengibaratkan, saat ini kondisi perekonomian nasional seperti orang sakit yang tengah berlari.

"Ini logika terbalik, kebijakan dari segi rasionalismenya sudah salah," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2021/09/20/211311026/stafsus-sri-mulyani-beberkan-alasan-pemerintah-terus-menambah-utang

Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke