Direktur PT Ekuator Swarna Investama Hans Kwee mengatakan, kenaikan harga komoditas yang terjadi di pasar global terutama batu bara menjadi penyebab kenaikan IHSG yang signifikan. Naiknya harga batu bara tak lepas dari krisis energi yang dialami oleh China dan India saat ini.
“Memang kita bergerak anomali, dan bursa regional mengalami tekanan akibat harga komoditas naik kencang. Jadi beberapa komoditas seperti minyak dan batu bara yang naik mendorong saham-saham komoditas ikutan naik,” kata Hans saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2021).
Hans juga mengatakan, Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor batu bara turut diuntungkan karena krisis energi di beberapa negara. Hal ini juga sekaligus mendorong sektor perbankan untuk menyalurkan kreditnya ke perusahaan-perusahaan batu bara, padahal sebelumnya ini tidak dilakukan.
“Saham perbankan Indonesia kemungkinan akan menikmati keuntungan karena mereka bisa menyalurkan kredit ke perusahaan batu bara, karena selama ini mereka rem penyaluran kredit ke perusahaan batu bara. Dengan kenaikan harga batu bara, maka risiko kredit perbankan yang disalurkan memiliki risiko yang rendah,” kata Hans.
Kondisi ini juga sejalan dengan kembalinya dana asing yang masuk ke pasar domestik, sehingga asing mencatatkan net buy yang cukup tinggi yakni Rp 3,4 triliun.
Meski begitu, kenaikan harga komoditas juga menjadi kekhawatiran pasar global. Sebab dapat mendorong inflasi lebih tinggi dan mendorong bank sentral menaikan suku bunga.
Hal serupa juga disampaikan CFP Perencana Keuangan Finansialku Gembong Suwito. Ia mengatakan sektor energi dan komoditas naik signifikan karena harga komoditas di pasar global mengalami kenaikan tinggi karena adanya permintaan energi yang lebih tinggi.
“Kenaikan IHSG tersebut disebabkan oleh sektor energi mengalami kenaikan 1,93 persen yang dimotori oleh kenaikan saham-saham batu bara, gas, dan minyak,” kata Gembong.
Ia mengatakan, IHSG memang dominan mengalami kenaikan pada Oktober 2021. Hal ini juga didorong aliran dana asing yang terus melakukan pembelian saham.
"Demikian juga dengan terjadinya rotasi sektoral khususnya saham-saham bluechip yang diminati oleh para investor dan trader untuk persiapan windows dressing,” ucap Gembong.
https://money.kompas.com/read/2021/10/07/065104326/ini-penyebab-ihsg-melesat-dan-tembus-level-6400