Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Milenial Sulit Punya Rumah?

Sementara itu, kenaikan harga rumah tersebut tidak dibarengi dengan kenaikan penghasilan milenial. Bahkan, sebagian generasi milenial disebut masih memiliki penghasilan pas-pasan.

Lantas apakah anggapan milenial sulit punya rumah itu benar?

Menurut Co-Founder Finansia Consulting Eko Endart, anggapan milenial sulit punya rumah bisa terbantahkan. Ia mengatakan, saat ini pemerintah bersama perbankan telah menyediakan sejumlah insentif atau kemudahan untuk meringankan beban para milenial yang ingin memiliki hunian sendiri.

"Salah satunya adalah kebijakan terkait masa cicilan dari yang dulunya maksimal 15 tahun kini menjadi 25 atau bahkan 30 tahun," kata dia dalam keterangannya, Senin (11/10/2021).

Selain itu, Eko menambahkan, besaran uang muka pembelian hunian yang dulu dipatok minimal 30 persen pun sekarang sudah dikikis menjadi 10 persen. Ada pula yang menjalankan skema cicilan uang muka.

Dari sisi penghasilan, milenial dinilaI semakin gigih mencari pendapatan sampingan. Berbeda dengan generasi babyboomers yang cenderung mengandalkan satu sumber pendapatan, generasi milenial dinilai lebih aktif dalam menghasilkan pundi-pundi dengan mengerjakan dua atau lebih pekerjaan sampingan.

"Jadi, teori yang menyatakan milenial sulit memiliki hunian bisa dibantahkan kalau milenial tadi mau berusaha untuk mengejar ketertinggalannya, itu bisa," ujarnya.

Selain itu, para pengembang properti juga mulai berlomba-lomba menyediakan produk hunian yang sesuai dengan kebutuhan milenial.

Salah satunya, pengembang berusaha untuk mengembangkan proyek hunian yang tidak terlalu jauh dari kota besar seperti Jabodetabek atau kota yang menjadi pusat kegiatan dan dikelilingi dengan sejumlah fasilitas penting.

"Jadi, pengembang pun berusaha supaya milenial bisa beli (hunian)," ujarnya.


Bahkan, saat ini telah tersedia hunian berupa apartemen yang terintegrasi langsung dengan simpul simpul transportasi massal yang memberikan jaminan ketepatan waktu seperti kereta rel listrik (KRL), mass rapid transit (MRT), dan ke depannya light rapid transit (LRT).

Tak sekadar tempat tinggal, apartemen yang terintegrasi dengan transportasi massal juga bisa dijadikan sebagai investasi dan tonggak awal untuk memiliki hunian selanjutnya.

Corporate Secretary PT Adhi Commuter Properti (ADCP) Adi Sampurno menjelaskan, sebagai salah satu pengembang hunian terintegarsi dengan transportasi massal, pihaknya tengah mengembangkan proyek hunian berkonsep TOD dengan harga yang terjangkau untuk milenial.

Ia menjabarkan, proyek tersebut tersebar di 7 dari 17 stasiun LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek).

Proyek-proyek tersebut antara lain LRT City Bekasi – Eastern Green, LRT City Bekasi – Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Cibubur, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, serta Grand Central Bogor- Member of LRT City, Cisauk Point- Member of LRT City, Oase Park- Member of LRT City.

"Harga yang kami tawarkan untuk hunian konsep TOD ini pun cukup terjangkau khususnya untuk milenial karena dimulai dari Rp 300 jutaan," ujar Adi.

Untuk lebih mempermudah pelanggannya mendapatkan hunian impian, khususnya kaum milenial, ADCP bekerja sama dengan Bank BTN juga menawarkan sejumlah kemudahan lewat beragam promo seperti Promo Octofest, DP 0 persen, dan bunga ringan 4,5 persen.

"Kami optimis semua proyek ADCP akan terbangun sesuai target yang sudah kami tentukan," ucap Adi.

https://money.kompas.com/read/2021/10/11/150709626/benarkah-milenial-sulit-punya-rumah

Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke