Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Potensi Kenaikan Suku Bunga, Simak Rekomendasi Portofolio Investasi Tahun 2022

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi kenaikan suku bunga acuan di berbagai negara diproyeksi menjadi salah satu sentimen utama sejumlah instrumen investasi pada tahun ini.

Dengan adanya sentimen tersebut, instrumen investasi seperti surat utang negara dan obligasi ritel diprediksi menjadi semakin menarik bagi investor, khususnya yang bersifat konservatif, atau mereka yang cenderung menempatkan dana investasinya di instrumen beresiko rendah.

"Kalau misal suku bunga naik, berarti suku bunga obligasi negara akan naik juga," kata Perencana Keuangan, Andi Nugroho, kepada Kompas.com, Selasa (11/1/2022).

Bagi investor yang memiliki profil risiko moderat atau konservatif, Andi merekomendasikan untuk mengalokasikan sebagian dana investasinya ke surat utang negara atau obligasi ritel, ketimbang deposito bank pada tahun ini.

"Kenapa Saya lebih menyarankan surat utang negara? Karena dibandingkan dengan deposito suku bunganya sudah di atas deposito. Dan bisa dibilang sangat aman, karena penjaminnya pemerintah sendiri," tutur dia.

Selain itu, walaupun ada potensi kenaikan suku bunga acuan dari bank sentral di berbagai negara, Andi menilai, saham menjadi instrumen investasi yang menarik bagi para investor yang memiliki profil risiko agresif.

Pasalnya, tren pemulihan ekonomi nasional diprediksi mampu mendongkrak perkembangan pasar saham di Tanah Air.

"Kalau membaca kondisi saat ini di mana kondisi ekonomi sudah mulai pulih, industri sudah mulai aktif lagi, Saya sepakat dengan para analis, itu yang akan memberikan untung paling besar di pasar saham," tuturnya.

Meskipun demikian, Ia mengingatkan kepada para investor, khususnya para pemula, untuk tetap fokus memperhatikan fundamental saham, ketimbang sekedar ikut-ikutan pihak lain.

"Kalau istilah sekarang FOMO, fear of missing out, jangan seperti itu," katanya.

Lebih lanjut, Ia memberikan rekomendasi alokasi investasi yang dapat disesuaikan setiap profil risiko investor.

Untuk investor dengan profil risiko agresif, Ia merekemondasikan penempatan 80 persen dana investasi di pasar saham dan 20 persen di instrumen investasi beresiko rendah seperti surat utang negara atau logam mulia.

Kemudian untuk investor dengan profil moderat dapat mengalokasikan 25 persen dana investasinya di surat utang negara, 25 persen di reksadana berbasis saham atau campuran, 25 persen di logam mulia, dan 25 persen sisanya di pasar saham.

Terakhir, untuk investor dengan profil konservatif, dapat menempatkan 50 persen dana investasinya di surat utang negara, 10 persen di logam mulia, dan 40 persen sisanay di reksadana berbasis campuran.

"Karena kondisi up-tren seperti ini, investor bisa kendorin sedikit ikat pinggang," ucap Andi.

https://money.kompas.com/read/2022/01/11/193000726/ada-potensi-kenaikan-suku-bunga-simak-rekomendasi-portofolio-investasi-tahun

Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke